PWMU.CO-Sebagai golongan wasathiyah, Muhammadiyah harus terus melakukan pembaharuan dan dinamisasi dalam berbagai aspek kehidupan.
Hal itu disampaikan Pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr Ari Anshori MAg saat sambutan pembukaan dialog ideopolitor gelombang III Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah di Hotel Jayakarta Yogyakarta, Jumat-Ahad (28-30/9/2018).
“Itu artinya kita harus saling mendengar, menjadi golongan tengah atau wasathiyah yang bersifat moderat terhadap pemahaman keberagamaan,” katanya melanjutkan.
Seperti bunyi ayat sibghatallah, wa man ahsanu minallahi sibghatan. Artinya, celupan Allah, dan siapakah yang terbaik celupannya selain dari Allah.
“Nabi sudah meramalkan bahwa ummat akan terpecah menjadi 73 golongan, semua golongan masuk neraka, kecuali kelompok annajiah,” terang dia kepada utusan dari 13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se Indonesia.
“Nah siapa golongan annajiah itu? ma ana waashabih, yaitu golongan yang mengikuti aku dan sahabatku, menurut Nabi,” sambung ketua MPK PP Muhammadiyah ini.
Dalam dunia politik misalnya, ada pemikiran hendaknya 2024 tidak ada konflik lagi karena masalah ideologi sudah selesai dengan lahirnya madzhab Islam Nusantara. “Kita harus hati-hati menyikapi ini, jangan membuat kita terjebak dalam pusaran pemikiran tanpa memberikan jalan keluar,” kata wakil ketua PWM Jawa Tengah.
Dalam hal organisasi, Muhammadiyah harus mampu menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan Muhammadiyah. Perlu membuat tower yang berfungsi menyampaikan gagasan-gagasan Muhammadiyah. “Salah satunya dengan membangun urban school yang unggul dan diminati,” pungkas Ustadz Ari. (R6)