PWMU.CO– Pusbangfilm Kemendikbud menggelar Workshop Perfilman bagi siswa di 18 SMAN/SMKN di Indonesia. Salah satunya di SMK Muhammadiyah 5 (Malvocs) Kepanjen Malang selama Jumat-Ahad (28-30/9/2018).
Sanggupri, kepala Bidang Apresiasi Tenaga Perfilman dan Arsip Film Pusbangfilm menjelaskan, dua tahun ini workshop perfilman banyak digelar di sekolah di Jawa. Tahun depan ke wilayah Indonesia Timur. Ada juga beasiswa jurusan perfilman yang bisa didapatkan secara bersaing.
“Anak-anak sekarang diuntungkan dengan teknologi yang bisa digunakan alat untuk memproduksi film. Membangun kreativitas mereka menjadi mudah, tinggal diberi penajaman,” katanya.
Pusbangfilm, sambung dia, selalu mendorong dalam pembuatan film dua hal, kualitas teknis dan konten. Perangkat digital sudah mendukung dan memudahkan teknik. “Nah, konten-konten filmnya yang harus banyak diasah,” kata Sanggupri.
Konten budaya dan kearifan lokal, kata dia, terbukti sangat diminati masyarakat film di Indonesia maupun luar negeri. Menurutnya, konten film yang kental dengan nilai budaya banyak menghadirkan suasana dan kesukaan lain, seperti sejarah, tradisi, dan pesona alam (wisata).
“Indonesia sangat kaya dengan budaya. Inilah yang bisa terus digali menjadi konten-konten film. Dan tak pernah ada habisnya,” tegasnya.
Satu film Indonesia berjudul Turah dengan konten budaya masyarakat Tegal pernah dikirim Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) mewakili film Indonesia ke ajang Oscar tahun 2017. Film itu disutradarai Wicaksono Wisnu Legowo.
SMK Muhammadiyah 5 (Malvocs) Kepanjen telah banyak menghasilkan karya film pendek. Salah satunya, film berjudul Darah Biru yang mampu menjadi pionir film pelajar yang kental pesan damai.
“Awalnya, ide mengalir begitu saja. Kami akan membuat film yang menampilkan ikon kebanggaan arek-arek Malang (Arema). Tetapi, kontennya bukan soal uforia lapangan hijau, namun menonjolkan pesan moral dan edukasinya,” kata Arif Joko Suryadi, Direktur Malvocs. (amin)