PWMU.CO-Tim pembangunan Museum Muhammadiyah mulai berburu artefak dan melacak jejak KH Ahmad Dahlan di Jawa Timur. Pengumpulan koleksi ini untuk mengisi museum yang dibangun di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Enam anggota tim yang dipimpin Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Widiyastuti MHum mengunjungi pusat-pusat dakwah Muhammadiyah seperti Paciran, Jombang, Malang, dan Surabaya.
Kunjungan dilakukan dua hari Sabtu-Ahad (29-30/9/2018). Di sela kunjungan mengadakan Focus Group Discussion untuk mematangkan konsep dan bentuk penyajian benda bersejarah di museum.
”Tim mengunjungi beberapa tempat yang pernah disinggahi KH Ahmad Dahlan di Jawa Timur dan pengaruhnya terhadap lahir dan berkembangnya Muhammadiyah di daerah itu,” ujar Wiwid, panggilan Widiyastuti.
”Kita juga mencari informasi tentang kontak Kiai Dahlan dengan tokoh-tokoh pergerakan di sini seperti dengan KH Hasyim Asy’ari, Cokroaminoto, Bung Karno, Mas Mansur, tokoh Al Irsyad, Persis, dan tokoh lain yang pernah diceritakan orang,” ujar cicit KH Ahmad Dahlan ini.
Di Surabaya beberapa tempat yang didatangi seperti Toko Buku Peneleh dan rumah Cokroaminoto di Peneleh VII. Kemudian Masjid Plampitan yang persis berada di depan rumah Roeslan Abdulgani di Plampitan VIII. Tim juga mengunjungi Madrasah Mufidah di Kalimas Udik IC tempah KH Mas Mansur.
Kunjungan ke Malang antara lain ke Stasiun Sumberpucung. Stasiun terpencil ini menjadi bersejarah karena KH Ahmad Dahlan singgah dan menginap di rumah Kepala Stasiun Aspari sebelum meneruskan perjalanan ke Banyuwangi. Dari perjalanan ini terbentuknya Muhammadiyah di Sumberpucung, Kepanjen, dan Banyuwangi.
Dari semua data sejarah itu, sambung Wiwid, akan dirangkai menjadi beberapa cerita yang kemudian dipilih bentuk penyajian dan narasinya seperti apa. ”Bisa berupa film, narasi. Setelah itu kita mencari artefak-artefak untuk mendukung narasi itu,” katanya.
Dia menyadari, mengumpulkan artefak tentang sejarah Muhammadiyah sangat sulit karena tidak semua tokoh yang terlibat dalam pergerakan menyimpan arsip dan benda bersejarah.
”Meskipun begitu setelah berkunjung ke beberapa daerah masih ada beberapa arsip lama tersimpan. Seperti arsip lama SK pembentukan Muhammadiyah Jombang masih disimpang pengurusnya,” tuturnya. Karena itu dia optimistis dalam dua tahun ini setelah pembangunan gedung Museum Muhammadiyah selesai, segera terisi artefak dan narasinya. (sgp)