PWMU.CO – Generasi muda harus mampu memproyeksikan diri sebagai orang sukses lima tahun mendatang. Hal ini ditegaskan Prof Dr Zainuddin Maliki MSi saat memberi materi “Generasi Milenial Pelangsung Gerakan Dakwah Muhammadiyah” dalam Baitul Arqam Angkatan Muda Muhammadiyah Generasi Milenial, Ahad (30/9/18).
“Lima tahun yang akan datang, kamu di mana?” tanyanya pada peserta.
“Swiss!” jawab salah satu peserta bersemangat disambut acungan jempol Prof Zainuddin, sapaannya.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MPK PDM) Kabupaten Gresik itu, Prof Zainuddin menyampaikan kunci sukses generasi milenial pada peserta yang merupakan angkatan muda Muhammadiyah (AMM) itu.
Yang pertama adalah belajar dinamis. “Orang yang bergerak dinamis itu suplai oksigen ke otak akan lancar. Belajar yang bagus itu belajar yang dinamis yaitu belajar sambil bergerak. Kalian masih muda, tentu prosesnya masih bagus. Sudah tahu kah bakat Anda apa?” tanya Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu.
Peserta pun terdiam. Dan Prof Zainudin melanjutkan, “Pengembangan kepribadian seseorang yang paling bagus adalah dari minat.”
“Jadi kunci sukses kedua adalah kenali minatmu sebenarnya apa toh. Anak muda yang paham bakatnya, akan melangkah lebih mudah dan lincah hingga meraih sukses lebih awal,” jelasnya.
Dia berpendapat, kemampuan memindahkan informasi ke memori jangka panjang adalah kunci sukses ketiga.
“Menyerap informasi itu jika diterima mata atau telinga maka harus disimpan atau dipindahkan ke memori jangka panjang. Jadi fokusnya dapet, ndak cepet ilang, dan hilang kendali atau konsentrasi,” tegas Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI Dapil Lamongan-Gresik nomor urut 2 ini.
Menurutnya, kunci sukses keempat adalah ulet, yang selama ini telah dimiliki oleh para aktivis.
“Ulet itu modalnya kecil tapi terus mencari solusi alternatif. Ini berarti untuk mencapai puncak, harus bekerja keras. ‘bahasa Inggrisnya’, ojo wedi kangelan (jangan takut kesulitan),” ucapnya diikuti tawa peserta.
“Coba sekarang, pingin makan sesuatu, tinggal pencet gadget, Go Food datang. Hati-hati, teknologi itu membuat mental kerja keras hilang,” imbuhnya.
Pria yang juga memegang amanah sebagai Penasehat Dewan Pendidikan Jawa Timur 2016-2021 ini menyebutkan trust adalah kunci sukses terakhir generasi milenial.
“Modal orang sukses itu kepercayaan atau trust. Sehingga dia bisa memengaruhi orang lain. Ndak usah nunggu jadi Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah atau bupati,”
tutur Prof Zainuddin.
Dia menjelaskan, orang yang bisa memengaruhi orang lain itu adalah orang yang kharismatik, yaitu kelebihan yang hanya melekat pada dirinya, tidak dimiliki orang lain.
“Selain kharisma, keturunan orang terkenal juga bisa mempengaruhi orang lain. Contoh Ibas, putra Susilo Bambang Yudhoyono, yang bisa jadi pemimpin yang mempengaruhi orang lain hanya karena putra seorang mantan presiden,” ujarnya.
Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini menanyakan apakah bisa jadi pimpinan, orang yang tidak punya kharisma dan keturunan orang hebat?
“Bisa! Tapi harus punya legal formal. Misal, jika ingin jadi pimpinan di IPM, maka harus punya sertifikat Taruna Melati 1, 2, dan seterusnya. Selain itu, harus bisa berpikir rasional dan punya jaringan,” tegasnya.
Dia mengungkapkan, komunikasi lisan atau komunikasi oral dan komunikasi tulisan atau komunikasi literal harus dikuasai oleh generasi milenial jika ingin bisa mempengaruhi orang lain.
“Berarti harus rajin nulis dan baca. Seminggu terakhir baca buku apa?” tanya Prof Zainuddin pada peserta.
“Pelajaraaaannn,” jawab peserta kompak sembari tersenyum malu.
“Terakhir ke toko buku kapan?” Prof Zainuddin masih bertanya lagi.
“Online, Pak,” celetuk beberapa peserta di barisan belakang.
“Oke online, buku apa yang dibuka?” tanya Prof Zainuddin.
“Pelajaran,” jawab peserta mengulang jawaban pertama.
“Tuh kan ketahuan kalau ndak pernah baca buku,” ungkap Prof Zainuddin disambut riuh tawa peserta. (Ria Eka Lestari)