PWMU.CO – Batik printing berwana hitam abu-abu dengan gambar bunga-bunga kecil yang dikenakan dua siswa SD Muhammadiyah 2 Gresik menarik perhatian Drs Eddy Ryansyah, sang kepala sekolah.
Rupanya, tanpa sengaja kedua siswa kelas IV itu: Muhammad Fauzan Sabilah Alif dan Muhammad Raihan Wijdan, memakai batik yang sama persis. Bagi Eddy, ini kejutan. Maka dia pun memberi apresiasi kepada keduanya dengan menjadikan sebagai ‘ajudan’ saat Eddy memberi sambutan.
“Hari ini ada siswa yang tidak sengaja memakai baju batik yang sama persis. Maka keduanya saya tunjuk menjadi ‘ajudan’,” ujar Eddy pada PWMU.CO, sambil tertawa kecil.
Itulah salah satu momen saat berlangsung kegiatan peringatan Hari Batik Nasional di halaman sekolah yang populer dengan nama SD Muda Ceria itu, Selasa (2/10/18).
Muhammad Fauzan Sabilah Alif awalnya mengaku kaget saat datang ke sekolah melihat temannya memakai batik yang sama dengannya.
“Belinya bersama mama di toko batik PPS (Pondok Permata Suci). Saya suka batik ini. Pas lihat warna batik hitam abu-abu kesukaan saya dan coraknya juga bagus,” ujar.
“Kemarin senang juga disuruh jadi ajudannya Pak Eddy,” katanya pada PWMU.CO, Rabu (3/10/18) pagi.
Sementara Muhammad Fauzan Sabilah Alif Muhammad Raihan Wijdan mengatakan senang saat tahu ada yang memaki batik yang sama dengannya.
“Saya belinya diantar ayah dan ibu di toko Jalan Usman Sadar. Dan aku milih sendiri. Pas milih aku langsung senang sama batik itu bagus pas saya pakai,” ujarnya.
Dalam peringatan itu, guru, karyawan, dan siswa kompak mengenakan baju batik atau bercorak batik.
Tak cukup di situ. Agar para siswa lebih mencintai batik Indonesia yang oleh UNESCO ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) itu, diadakan pula semacam fashion show.
Setiap kelas menampilkan sepasang siswa-siswi untuk berjalan bak model di atas catwalk, memamerkan baju batik yang dikenakannya.
Namanya anak-anak, selalu ada tingkah lucu yang dibuatnya. Seperti ketidakkompakan beberapa pasangan ‘model’ itu. Yang satu sudah balik arah, eh … pasangannya malah berhenti beberapa saat untuk mejeng menghadap kamera.
Abizar Purnama SS, guru yang memandu acara, mengatakan acara ini terkesan spontan karena memang direncanakan mendadak.
“Kami tidak memersiapkan secara khusus acara ini karena guru-guru masih butuh waktu untuk melakukan remidi hasil ulangan tengah semester (UTS),” ungkapnya.
Abi—sapaannya—menceritakan, saat bel masuk sekolah di hari Senin (1/10/18) salah seorang guru, Luluk Subaidah, usul secara spontan, “Bagaimana jika semua siswa berkumpul di lapangan.”
“Kita kumpulkan saja di lapangan Bu Luluk. Anak-anak dikasih cerita tentang batik dan Hari Batik Nasional. Juga kita adakan fashion show yang pesertanya mewakili per kelas,” jawab Abi yang juga wali kelas IV SD Muda ceria. Akhirnya, usulan itu menjadi kenyataan esok harinya.
Dalam sambutannya, Eddy Ryansyah memotivasi guru dan siswa agar cinta batik sebagai budaya asli Indonesia. “Dengan memeringati Hari Batik Nasional ini saya harapkan siswa-siswa senang dengan kebudayaan yang ada di Indonesia dan sekaligus senang memakai batik, tuturnya.
Untuk kesuksesan acara ini, Eddy menyampaikan terima kasih atas kerjasama siswa, guru, dan orangtua. “Beraneka macam corak dan warna batik telah berhasil menghiasi lapangan SD Muda Ceria,” ucapnya. (Ian Ianah)
Tonton video lucu ‘fashion show’ batik di SD Muda Ceria ini!
Discussion about this post