PWMU.CO – Empat relawan medis asal Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Ahmad Dahlan Kediri yang dikirim oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur langsung bergerak mendirikan Pos Pelayanan (Posyan) Kesehatan sehari setelah tiba di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Posyan Kesahatan itu didirikan oleh dr Satria Candra, Didik Bahrur Rokhim, Zainul Arifin, dan Johan Iskandar Pradana di halaman Masjid Asy-Syuhada Dusun Satu, Desa Sidera, Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulteng, Rabu (10/10/18).
Pendirian Posyan Kesehatan oleh relawan kesehatan Muhammadiyah Jatim gelombang dua itu dilakukan dengan bergotong-royong bersama warga desa.
Zainul Arifin menerangkan, tim medis RSM Ahmad Dahlan Kediri tiba di Desa Sidera pukul 10.00 WITA. Sesaat kemudian, relawan medis dibantu oleh warga setempat memasang spanduk dan mendirikan tenda untuk Posyan Kesehatan.
Sebelumnya, para relawan telah lebih dulu berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat. Seperti Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Biromaru, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sigi, maupun tokoh masyarakat Desa Sidera.
“Untuk tugas hari pertama kami fokus membangun tenda untuk Posyan Kesehatan dengan bergotong-royong bersama warga. Kami kemudian melakukan pengobatan dan memberikan penyuluhan kesehatan di desa tersebut,” kata Zainul Arifin saat dihubungi PWMU.CO via WhatsApp, Kamis (11/10/18).
Zainul menyebutkan, relawan medis Muhammadiyah Jatim di hari pertama mampu melayani 15 pasien dengan rincian dua balita, tiga anak-anak, tiga dewasa, dan tujuh lansia.
“Jenis penyakit yang diderita oleh warga cukup beragam. Ada 6 orang terserang ISPA, 3 orang menderita Myalgia dan 2 orang mendirita Chepalgia. Empat pasien lain kondisinya sehat,” terangnya.
Zainul mengungkapkan, beberapa kendala dialami oleh relawan medis asal RSM Ahmad Dahlan Kediri dalam misi memberikan pelayanan kesehatan buat warga korban gempa di Palu, Donggala, dan Sigi.
Seperti belum adanya transportasi untuk melakukan pemeriksaan keliling. Kemudian, logistik obat (jumlah dan tempat) yang belum memadai.
“Warga juga mengeluh kekurangan logistik pangan. Sebab, belum ada dapur umum. D isini hanya ada relawan medis dan tim sanitarian dari Posyan Desa Bobo Dolo Barat,” ungkapnya. (Aan)
Discussion about this post