PWMU.CO – Sebanyak 26 siswa kelas VI International Class Programme (ICP) SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik mengikuti ujian akhir internasional, Cambridge Primary Checkpoint Test selama tiga hari, Kamis-Sabtu (11-13/10/18) di Syariah Radho Hotel, Jalan Raya Sengkaling Nomor 137 Mulyoagung, Kecamatan Dau Malang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sekretaris Panitia Checkpoint Agung Yulianto SPd mengatakan, ujian ini dibagi menjadi dua gelombang karena diikuti oleh dua jenjang tingkat sekolah, yakni Primary (SD) dan Secondary (SMP). “Sekolah yang mengikuti ujian checkpoint yang digelar oleh Cambridge Center merupakan sekolah senter dan sekolah mitra,” ujarnya.
Peserta ujian Checkpoint yang digelar Yayasan Badan Pengembangan Laboratorium Pendidikan Universitas Negeri Malang (BPLP UM) tahun ini, kata Agung, mengalami kenaikan yaitu sekitar 351 siswa. “Yaitu 206 siswa SD dan 145 siswa SMP yang berasal dari Kota Malang, Sidoarjo, Magetan, dan Gresik,” jelas Exam Officer Cambridge Center tersebut.
Mata uji hari pertama, Kamis (11/10/18), adalah English As Second Language dengan tiga tahapan, yaitu reading, writing, dan listening.
Kalila Faizah, salah satu peserta Cambridge Primary Checkpoint Test dari SDMM mengakui soal-soal tesnya sedang, artinya tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.
“I think the question is medium. Writing test is more difficult for me than listening test. We have to know the grammar and make a story,” ujarnya mengakui tes menulis lebih sulit dibanding tes mendengar karena perlu memahami tata bahasa untuk mengarang dengan baik.
Berbeda dengan Amanda Aulia Gusetya, peserta test dari SDMM yang mengatakan tes mendengar lebih sulit karena suaranya kurang jelas. “Listening test is more difficult for me. The sound is not clear to be heard for me,” ucap Manda, sapaannya.
Kepada PWMU.CO, Syafa’atul Ilmiyah, guru kelas VI ICP SDMM mengatakan, sebagian besar siswa mengakui tingkat kesulitan soal bahasa Inggris sedang.
“Most of the students say that the difficulty of English question is medium. Writing test is easier than listening test,” ujarnya. Menurut siswanya, kata Mia—sapaannya—test tulis lebih mudah daripada tes mendengarkan.
Mia berharap anak-anak bisa mengerjakan soal dengan baik. “Mereka sudah dibiasakan mengerjakan soal dengan tipe serupa melalui pengayaan di kelas,” jelasnya. (MFA)