PWMU.CO – Pelaksanaan ujian hari kedua Cambridge Primary Checkpoint Test berjalan lancar, Jumat (12/10/18) dengan mata uji Science.
Cambridge Primary Checkpoint Test ini dilaksanakan selama tiga hari, Kamis-Sabtu (11-13/10/18) di Syariah Radho Hotel, Jalan Raya Sengkaling Nomor 137 Mulyoagung, Kecamatan Dau Malang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Seluruh siswa peserta ujian tampak serius menyelesaikan soal-soal yang sudah tersedia. Tak terkecuali 26 siswa kelas VI International Class Program (ICP) SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik yang turut menjadi peserta tes.
M Fadloli Aziz SSi MPd, guru pengajar Science kelas VI ICP SDMM mengatakan, mata uji Science ini terdiri atas 4 strands (cabang), yakni Biology (Biologi), Physics (Fisika), Chemistry (Kimia), dan Scientific Enquiry (Penyelidikan Ilmiah).
Ditemui usai pelaksanaan ujian hari kedua, Aziz—sapaannya—mengakui siswanya telah belajar keras menyiapkan tes ini. “Alhamdulillah, all students have studied hard. Hopefully they can answer the science test well,” ujarnya berharap semua siswa dapat menjawab tes dengan baik.
Setelah siswanya keluar ruang ujian, Aziz menyempatkan mengajak mereka mendiskusikan materi yang menantang dalam tes tersebut. “The challenges for science exam are special terms in science, different kind of animal and plant, science inquiry need more logically experiments and experiences,” jelas pria kelahiran 15 Mei 1978 tersebut.
Aziz memaparkan tantangan yang dihadapi siswanya dalam mata uji Science kali ini adalah beberapa istilah khusus, materi berbagai jenis hewan dan tumbuhan, serta penyelidikan sains yang memerlukan lebih banyak eksperimen dan pengalaman secara logis.
Hal tersebut seperti pengakuan Amalya Tristiyaningrum, salah satu siswa SDMM yang merasa tertantang ketika menyelesaikan paper 2 (tes yang kedua). “We have to explain for logical reasons,” ujarnya harus menjelaskan jawaban dengan alasan yang logis.
Senada dengan Risty—sapaan Amalya Tristiyaningrum—Muhammad Razzan Zhorif Nurkhafidhi juga mengakui tertantang dengan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan penjelasan. “We have to choose one and we have to give the reason,” kata dia yang harus memilih salah satu jawaban, kemudian memberikan alasannya.
Karena itu, menurut Aziz, dibutuhkan gaya pengajaran dan pembelajaran berbasis inkuiri. “Enquiry-based style of teaching and learning is stimulated, with the Scientific Enquiry objectives integrated throughout to encourage learning of these skills alongside the scientific concepts,” jelasnya dengan tujuan Penyelidikan Ilmiah terintegrasi untuk mendorong pembelajaran keterampilan bersama dengan konsep-konsep ilmiah. (Vita)