PWMU.CO – Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jatim dari RS Ahmad Dahlan (RSAD) Kediri, Jawa Timur mengadakan penyuluhan kesehatan kepada warga korban gempa di Desa Sidera, Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), Ahad (13/10/18).
Penyuluhan atau upaya promosi kesehatan dilakukan oleh dr Satria Candra besama Didik Bahrur Rokhim, Zainul Arifin dan Johan Iskandar Pradana (perawat) ke beberapa lokasi. Salah satunya dilakukan di tenda pos layanan (Posyan) kesehatan.
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan sejak pagi hari. Dimulai dengan bergotong-royong membersihkan lingkungan Masjid Asy-Syuhada—lokasi berdirinya tenda Posyan.
Selesai bersih-bersih, relawan medis RSAD Kediri kemudian mengajarkan anak-anak yang berada di pengungsian cara mencuci tangan yang benar. Selain itu, para relawan juga mengajarkan cara memberikan pertolongan pertama pada kasus patah tulang. Materi tersebut disampaikan oleh dr Satria.
Koordinator tim medis RSAD Kediri ini menerangkan ada empat langkah memberi pertolongan pertama pada kasus patah tulang. Pertama, hentikan gerakan pada tulang yang patah untuk mengurangi nyeri agar tidak timbul cidera yang lebih berat.
Kedua, cara terbaik adalah dengan membuat bidai sederhana dengan meletakkan sepotong plastik yang kaku atau kayu, ranting pohon pada bagian yang cidera untuk menyangga tulang
Ketiga, ikat peyangga dengan kuat menggunakan plester atau tali, kabel, ikat pinggang dan sejenisnya. Lalu keempat, ketika memasang bidai pada tulang yang patah, cobalah untuk membiarkan pergerakan pada sendi di dekatnya.
“Perlu dicatat, jangan ikat terlalu kencang biar darah tetap bisa mengalir dengan lancar,” terangnya saat dihubungi PWMU.CO via WhatsApp pukul 19.00 WIB.
Selepas penyuluhan kesehatan itu, relawan medis RSAD Kediri melanjutkan aktivitasnya dengan melakukan pengobatan di Posyan. Mereka juga berkeliling dari tenda ke tenda pengungsian untuk melakukan pengobatan.
“Total pasien yang kita tangani hari ini ada 22 orang. Mereka terdiri dari 2 pasien balita, 1 anak, 3 remaja, 7 dewasa dan 9 pasien lansia. Ke-22 pasien itu ada yang menderita Ispa, chepalgia dan Myalgia,” terang dr Satria.
Sementara kendala yang dialami relawan medis RSAD Kediri di lapangan adalah cuaca yang tidak menentu, air untuk MCK sudah tiga hari tidak keluar dan belum adanya mobil untuk oprasional memberikan pelayanan medis.
“Kebutuhan kendaraan untuk memberi pelayanan dan membawa banyak obat-obatan masih agak susah didapat,” tandasnya.(Aan)