PWMU.CO – “Saya nggak tanya karena pasti rahasia. Tapi yang jelas saya pastikan ratusan juta. Yang dulu mungkin orangtua-orangtua kayak saya ini kalau anak main pasti saya tegur. Seharian main Mobile Legend pasti saya marahi. Tapi sekarang bisa datangkan uang ,” kata Presiden Jokowi.
Hati-hati lho, Pak Presiden. Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) dengan dukungan Johnson & Johnson bikin rangkaian acara “Jam Main Kita” sebagai respon atas kegelisahan yang Bapak sampaikan saat LPAI datang ke Istana Negara beberapa bulan lalu.
Saat itu Bapak katakan tak habis pikir melihat anak-anak begitu lengket dengan gawai mereka. Juga Bapak utarakan betapa Bapak rindu melihat pemandangan anak-anak bermain di tanah lapang.
Saya coba yakinkan diri bahwa, lewat pidato di atas, Bapak sedang memelekkan mata anak-anak kita akan realitas baru dunia kerja. Positiflah itu. Tapi hati-hati lho, Pak. Jangan sampai masyarakat, apalagi anak-anak, kita berhenti pada tafsiran bahwa nge-game dalam waktu lama adalah oke karena itu laksana mengisi curriculum vitae sebelum menjadi hartawan.
Apalagi semakin banyak kalangan internasional yang kini tengah mengupayakan video game addiction masuk ke dalam daftar psychological disorder (gangguan psikologis). Tanpa harus menjadi terma ilmiah pun akal sehat (awam!) kita sudah bisa menangkap gelagat bahaya ketika anak-anak menjadikan gawai sebagai ‘teman setia’ mereka.
Belum lagi kalau kita bicara jenis game-nya. Pak Presiden, kalau memang pernah main game Mobile Legends, tentu tahu isinya. Kekerasan!
Nah, kengerian itu menjadi sempurna tatkala anak-anak menjadi pecandu game dan bukan game sembarang game, melainkan game kekerasan. Antiklimaks ya, Pak Presiden.
Ngomong-ngomong, bagaimana ya caranya agar anak-anak muda juga bisa meraup ratusan juta perak dari permainan gobak sodor, lompat karet, kuda lumping, dan gasing? (*)
Kolom oleh Reza Indragiri Amriel, Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak pada Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).