PWMU.CO – Lega. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana batin Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Panceng Gresik Muhayatin SPdI.
Pasalnya, Pimpinan Ranting Nasyiataul Aisyiyah (PRNA) Petung yang memiliki jumlah anggota paling sedikit itu akhirnya menyelenggarakan Musyawarah Ranting alias Musyran di Mushala Al-Furqon. Kamis (18/10/18) lalu.
“Apresiasi kami berikan untuk PRNA Petung karena meskipun jadwalnya mundur jauh dari yang sudah ditentukan, Musyran ini akhirnya terlaksana juga,” ujarnya.
Tapi alhamdulillah, sambungnya, beberapa hari menjelang diselenggarakan pelantikan bersama PRNA se-Cabang Panceng, Musyran ini terlaksana juga. “Ini berkat kegigihan PRNA Petung,” ujarnya sumringah.
Menurut Muhayatin, Musyran ini mencatat dua rekor sekaligus. Yaitu sebagai Musyran Nasyiah—sebutan Nasyiatul Aisyiyah—paling akhir yang diselenggarakan di PCNA Panceng dengan peserta paling sedikit yaitu 13 orang dari 25 anggota.
Muhayatin lega, karena selain untuk memilih ketua dan anggota pimpinan lainnya sebagai regenerasi, Musyran juga penting untuk mengevaluasi kinerja pimpinan ranting selama satu priode.
Ketua PRNA Petung periode 2012-2016 Qonita SPd menyampaikan ada beberapa kendala yang dihadapi sehingga Musyran mundur beberapa bulan. “Di antaranya tidak bersedianya kader untuk dicalonkan sebagai anggota formatur,” terangnya.
Menurut Qonita, banyak kader yang muda dan berpotensi, namun dengan alasan kesibukan membuatnya enggan untuk menjadi pimpinan.
“Alhamdulillah melalui proses lobi-lobi selama kurang lebih 4 bulan, akhirnya ada 14 orang yang siap dicalonkan sebagai anggota formatur sehingga kita bisa melaksanakan Musyran,” ujarnya.
Berikut nama-nama anggota formatur terpilih: Wadi’ah Romadhon, Ernawati, Minha Ulla, Zakiyatin, Khamidatin, Ummi Maskhuroh, Afifah, Sumarminingsih, dan Isfiatin.
Dari rapat tim formatur terpilih Minha Ulla sebagai nakhoda baru PRNA priode 2016-2020. Selamat, semoga amanah! (Afi)
Discussion about this post