PWMU – Shalat gerhana merupakan ibadah yang sifatnya kasuistik. Hanya dilaksanakan ketika terjadi gerhana, baik bulan maupun matahari. Karena sifatnya yang kasuistik, tidak jarang sebagian masyarakat harus mengingat-ingat kembali tatacara bagaimana shalat ini dilakukan.
Berikut adalah ringkasan tatacara shalat gerhana yang dihimpun oleh Redaksi PWMU, berdasarkan pada uraian Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim bidang Tarjih, DR Syamsuddin MAg. Seperti shalat Subuh dua rakaat, tatacara shalat gerhana juga hampir sama. Yang membedakan hanyalah: shalat gerhana dilakukan dua rakaat, tapi ada empat kali rukuk yang dilakukan. Berikut rinciannya setelah niat dalam hati:
(Baca juga: Ini Alasan Mengapa Tidak Disunnahkan Shalat Khusuf Saat Gerhana Bulan Penumbra)
1) Membaca Takbiratul Ihram sebagaimana dalam shalat fardlu.
2) Membaca doa iftitah.
3) Selanjutnya imam membaca surat al-Fatihah dan surat al-Quran, sementara makmum cukup mendengarkan apa yang dibaca oleh imam.
4) Rukuk, dengan membaca doa rukuk sebagaimana dalam shalat fardlu.