PWMU.CO-Yel bergemuruh, musik merancak, teriakan menyorak dalam panas terik di bumi perkemahan Agro Mulia, Prigen, Pasuruan, Jumat (26/10/2018). Hari itu anggota pandu Hizbul Wathan se-Sidoarjo menggelar lomba pioneering atau tali temali.
Sorak-sorai supporter menyemangati anggota tim sekolah atau qobilah yang sedang bertarung adu cepat dan kreativitas merangkai tongkat dengan tali temali menyusun sebuah bentuk. Begitu kerja satu tim selesai mereka langsung mengangkat karyanya diiringi gemuruh sorak pendukungnya.
Seperti tim SMP Muhammadiyah 4 Porong begitu selesai langsung bersorak sambil mengangkat karyanya berupa kapal. Mereka menjadi anak buah kapal latih Dewa Ruci milik TNI AL. Seorang komandan naik di atasnya. Lantas semua anggota tim bersikap hormat sambil berjalan memamerkan kapal kreasinya.
Tak mau kalah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi). Tim ini membuat scorpion alias kalajengking. Ada anggota tim yang menaikinya sambil selfi. Semua gembira, semua menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
“Beginilah suasana lomba pioneering. Lomba merangkai simpul tali temali yang biasa dilatihkan di HW,” terang Khusnul Abidin, salah seorang juri.
Lomba ini merangkai 30 tongkat panjang 150 cm dan 15 tali masing-masing berukuran 5 meter. “Mereka harus membuat figur (bangun) dengan menggunakan 30 tongkat dan 15 tali. Bangunnya bebas, boleh rumah, pesawat, pohon, masjid, benteng, dan lainnya sesuai kreativitasnya, ” tambah Khusnul yang juga kepala SMP Muhammadiyah 4 (Mudipat) Porong ini.
Tim beranggotakan 10 orang tiap regu dengan waktu 30 menit. Mereka harus menggunakan semua bahan yang tersedia. Tidak boleh tersisa. Tidak boleh memotong tali atau tongkat. Harus berbentuk bangunan,” tegas wakil Ketua Kwarda Sidoarjo ini.
Sembilan SMP Muhammadiyah mengikuti lomba ini bergulat dengan waktu. Mereka berusaha menyajikan bentuk bangun terbaik. Penilaian meliputi ketepatan, kekuatan, kerapian, simpul, dan keindahan dari bentuk yang dibuat. (Ernam)