PWMU.CO-Tiga bulan berlalu, ternyata kondisi di Pulau Lombok dan Sumbawa yang diporakporandakan gempa belum pulih sepenuhnya. Puing-puing bangunan masih banyak berserakan, tenda pengungsian tersebar di beberapa tempat.
Demikian laporan relawan Lazismu Kabupaten Malang Imam Suhariadi Islam dan Rosi Hendrawan ketika mengunjungi Kabupaten Lombok Utara, Kamis-Jumat (25-26/10/2018).
Imam Suhariadi mengatakan, sepanjang perjalanan masih banyak puing-puing reruntuhan rumah dan gedung belum dibersihkan. ”Ada juga rumah masih berdiri, tapi penghuninya tinggal di tenda yang dibangun di depan rumah. Alasannya khawatir fondasi rumah sudah tidak kuat dan mengancam keselamatan penghuni,” cerita Imam.
Rumah warga yang rusak masih banyak yang diperbaiki atau mendapat hunian sementara. Mereka tinggal di tenda pengungsian. Para korban mengharapkan bantuan agar bisa membangun rumah kembali.
”Mereka pernah dijanjikan oleh pemerintah mendapatkan uang Rp 50 juta untuk membangun kembali rumah mereka yang hancur. Sampai saat ini (26 Oktober 2018) dana tersebut belum turun,” ujarnya.
Rosi Hendrawan menambahkan, beberapa warga sudah ada yang pindah ke Hunian Sementara (Huntara) yang dibangun Muhammadiyah. Jumlah Huntara yang dibangun terbatas. Diprioritaskan untuk keluarga yang terdapat ibu hamil dan menyusui, anak-anak, orang tua, serta yatim piatu.
”Huntara ukuran 6×3 meter. Satu kamar tidur, dapur, dan ruang tamu. Kamar mandinya berada di luar sebagai kamar mandi bersama,” sambungnya.
Rosi berharap, masyarakat tetap peduli menggalang dana untuk korban gempa di Lombok maupun Sumbawa. Karena masih banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan agar masyarakat segera bangkit dan pulih kembali.
”Masih banyak warga yang membutuhkan rumah, masih banyak bangunan-bangunan umum seperti tempat ibadah dan sekolah yang rusak, perekonomian masyarakat belum berjalan normal. Lombok dan Sumbawa masih sangat butuh uluran tangan kita,” tuturnya. (Mirza)