PWMU.CO-Siswa SMK Muhammadiyah 3 Gresik Ferry Kustiawan (17) dalam kondisi kritis setelah tabrakan sepeda motor di Taman Pakal Surabaya, Jumat (26/10/2018).
Tulung rusuk patah, empedu pecah, dan penyumbatan hati. Luka parah ini terjadi karena saat jatuh, tubuhnya terserempet roda truk di belakangnya yang tak bisa menghindari. Kini dia menjalani perawatan intensif di IGD RS Dr Soetomo setelah dioperasi.
Ferry yang juga aktivis IPM di sekolahnya adalah siswa jurusan Teknik Instalasi Listrik. Saat kecelakaan terjadi dia beriringan naik sepeda motor bersama Saldi, temannya. Keduanya pulang dari praktik magang di sebuah hotel Surabaya. Keduanya pulang ke rumahnya di Desa Dermo Kec. Benjeng.
Saldi menceritakan, ketika melintasi di Taman Pakal tak terhindarkan tabrakan dengan motor. Pas kejadian ada truk lewat yang langsung menyerempet bagian tubuhnya. ”Ini yang menjadikan Ferry luka parah,” ceritanya.
Warga langsung membawanya ke ke RS Asyifa’ Benowo. Saldi langsung menghubungi gurunya Ahmad Hamdi dan Fian. Dokter memperkirakan ada tulang rusuk patah dan gangguan organ dalam. Sebab Ferry mengeluhkan kesakitan di dada, sulit bernafas, muntah darah hitam, dan darah keluar dari hitung.
Dokter memasukkan slang ke tenggorokan tembus ke paru untuk bantuan nafas dan mengeluarkan darah. Untuk mengetahui luka dalamnya Ferry di-CT Scan dan uji laboratorium. Saat menunggu hasilnya, kondisi Ferry menurun. Dokter yang menangani berkata kondisi pasien kritis. Langsung mereka melakukan tindakan.
Guru Hamdi dan Fian yang sudah datang mencoba menghubungi keluarga lewat tetangganya. Karena orang tua Ferry tidak memiliki HP. Bersyukur tak lama kemudian orangtua Ferry datang.
Kondisi Ferry makin lemah. Dokter langsung membuat rujukan agar Ferry langsung dioperasi. Beberapa rumah sakit terdekat yang dihubungi tak ada jawaban. Akhirnya dirujuk ke RS dr Soetomo. Ferry meskipun kondisi kritis, badan tidak mampu bergerak, mulutnya selalu beristighfar.
Sesampai di IGD RS dr Soetomo seperti ada kekuatan luar biasa. Saat adzan shalat Jumat terdengar, tiba-tiba Ferry dengan suara lantang merespon adzan. Sontak semua orang di ruang IGD tersentak. Bahkan ada yang terharu dan meneteskan air mata. Ibu Ferry, Toya, menuturkan, Ferry selalu memperhatikan adzan. Setiap ada adzan, dia pasti menyahuti.
Saldi mengatakan, orangtua Ferry berharap bantuan untuk biaya pengobatan ini. Keluarganya termasuk golongan tidak mampu. SMK Muhammadiyah 3 Gresik membuka penyaluran infak untuk Ferry. Bisa langsung diserahkan ke sekolah menemui humas Ahmad Hamdi atau transfer ke Bank BTN 0006101580017232 a.n Ahmad Khamdi kontak 0856 4872 6092. (Musthofa)