PWMU.CO-Derap komando pasukan pengibar bendera SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menggetarkan Auditorium KH AR Fachrudin. Suasana hening. Hanya hentakan sepatu beradu dengan lantai menimbulkan suara memantul-mantul disaksikan ribuan mata.
Mereka menatap satu persatu pasukan berbalut jas kuning yang melintas. Itulah awal prosesi pelantikan Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Smamda Sidoarjo, Rabu (31/10/2018).
Pergantian kepemimpinan dari Razif Abdillah kepada Fadli Priyono ditandai penyerahan bendera IPM seusai dilantik oleh PC IPM Kota Sidoarjo.
“Kami ingin memperkuat peran pelajar yang berkemajuan. Di Smamda IPM harus mampu mengayomi semua ekstra kurikuler. HW, Tapak Suci, dan juga ekstra lainnya,” ujar Fadli Priyono dalam orasi di depan peserta pelantikan dengan penuh semangat.
Pelajar kelas XI MIPA 1 ini berharap, sebagaimana tujuan IPM, bisa mewujudkan pelajar yang berakhlak mulia dan berilmu, serta berkemajuan.
Sementara Kepala Smamda Wigatiningsih berpesan, pengurus IPM harus bersinergi dan bergerak dengan kompak. “Jangan ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik dan membangun,” ujar pendekar Tapak Suci ini.
Pengajar Bahasa Indonesia ini lantas menyampaikan kalimat dan bahasa dalam kepemimpinan. Dijelaskan, enam kata penting dalam rangkaian kalimat ini bisa mengatasi ketegangan dalam organisasi. Saya mengakui telah melakukan kesalahan besar.
Kalimat berikutnya adalah lima kata penting dalam kalimat ini: Anda melakukan pekerjaan dengan baik. Pujian kepada teman atau anak buah memotivasi kerja dan prestasi.
Lantas empat kata penting ini harus selalu diucapkan pemimpin: Bagaimana menurut pendapat Anda? Kalimat berikutnya terdiri tiga kata penting: Jika anda berkenan.
Selanjutnya dua kata penting yang dahsyat efeknya adalah ucapan: Terima kasih. Dan satu kata terpenting yang menyatukan semua orang adalah kata: Kita.
“Sebagai pemimpin harus menghindari satu kata terburuk yaitu Jangan! Dilarang! Harus! Awas! Tapi gunakanlah satu kata terindah, silakan…,” urainya menyihir peserta.
Wigati juga menyampaikan sepuluh hukum hubungan antar manusia. Berbicara terhadap orang lain, tersenyum kepada orang lain, memanggil orang lain dengan namanya, bersahabat dengan orang lain, ramah kepada orang lain, menunjukkan ketertarikan yang tulus pada orang lain, mudah memuji orang lain, tenggang rasa terhadap orang lain, dan terbuka terhadap orang lain.
“Dari semua itu pemimpin harus memiliki integritas, yaitu kesesuaian antara hati, ucapan dan tindakan,” pungkas Wigati. (R6)