PWMU.CO – Setelah Masjid Namira, kini Kota Lamongan memiliki ikon baru: Masjid Ki Bagus Hadikusumo. Pada Jumat 2 Nopember 2018, masjid tersebut resmi digunakan untuk jamaah shalat Juma perdana. Bertindak sebagai imam dan khatib Ustadz Khubby Mulyono Lc MA.
Masjid bergaya arsitektur Asia Tengah ini mengingatkan pada kemasyhuran Imam Al Bukhari, ulama hadits terkemuka kelahiran Asia Tengah, tepatnya Bukhara—sekarang masuk wilayah negara Uzbekistan eks Uni Sovyet.
Masjid yang akan menjadi kebanggaan masyarakat Lamongan ini dipersembahan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan dan berada di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikesa) Muhammadiyah Lamongan.
Menurut Wakil Ketua III Stikes Muhammadiyah Lamongan H Alifin masjid ini menelan total biaya kurang lebih Rp 22 miliar dengan masa penyelesaian selama hampir lima tahun.
Dia mengatakan, masjid ini rencananya dilengkapi dengan perpustakaan modern demi mendekatkan mahasiswa dan masyarakat pada sosok ilmuwan dan ulama hadits Imam Bukhari.
“Selain arsitekturnya yang mengingatkan pada ulama besar, nama masjid ini juga untuk mengingat selalu tokoh bangsa Ki Bagus Hadikusumo,” ujar Alifin yang ditemua PWMU.CO, Jumat (2/11/18).
Sebagaimana tercatat dalam sejarah Indonesia, sambungnya, Ki Bagus selain tokoh Muhammadiyah juga sebagai founding fathers alias bapak pendiri bangsa.
“Peran Ki Bagus yang demikian menentukan dalam BPUPKI, PPKI, Panitia perumus Pancasila dan UUD 1945 tidak boleh dilupakan khususnya oleh warga Muhammadiyah sendiri,” ujarnya
Menurut Alifin, masjid dengan menggunakan nama Ki Bagus Hadikusumo ini diyakini sebagai yang pertama di Indonesia.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya telah diwujudkan melalui masjid ini bukan sekadar kata mutiara,” ungkapnya.
Alifin mengatakan menyampaikan syukur atas berdirinya Masjid Ki Bagus Hadikusumo yang berarsitektur Bukhara ini. “Semoga semakin menambah kecantikan jalur pantura Lamongan-Jakarta,” ucapnya. (Prima Mari Kristanto)