PWMU.CO – Semua anak tentu ingin bisa mengoptimalkan potensi diri mereka dan mengubahnya menjadi prestasi. Namun, bagaimana caranya?
Kepala SMA Muhammadiyah 10 (SMAM X) Surabaya Ir Sudarusman berbagi pengalaman soal itu pada beberapa guru dari lima lembaga pendidikan di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Sabtu (3/11/18).
Bertempat di aula SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, kegiatan pembinaan tersebut diikuti beberapa guru dari Play Group Tunas Aisyiyah Perumahan Pongangan Indah (PPI), TK Aisyiyah 36 PPI, SDMM, MI Muhammadiyah 1 Gumeno, dan MI Muhammadiyah 2 Karangrejo, Manyar, Gresik.
Kepala Sekolah Prestasi—sebutan SMAM X Surabaya—tersebut hadir bersama Wakil Kepala Sekolah Bagian Sarana Prasarana Salim Bahrisy.
Ia mengatakan, untuk melejitkan potensi menjadi prestasi, ada hal penting yang perlu diterapkan, yaitu melalui sikap mendidik yang ideal dan berorientasi pada minat dan bakat siswa melalui joyful learning (pembelajaran yang menyenangkan).
“Jangan suka marah. Orang yang marah itu tidak bahagia. Buat kedekatan dengan siswa, sehingga mereka nyaman belajar,” ujar Sudar, sapaannya.
Pria kelahiran Surabaya, 15 Februari 1960 tersebut melanjutkan, pembelajaran menyenangkan dan kontekstual akan menghasilkan pembelajaran bermakna. “Hati-hati, bermakna di sini artinya berkesan. Ada perubahan sikap di sana. Itu yang penting,” jelasnya.
Untuk mendukung pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, kata dia, diperlukan peran guru yang luar biasa. “Guru itu sebagai role model, rujukan, dan teladan. Selain itu, guru juga sebagai inspiring dan fasilitator,” ujarnya.
Sudar mengingatkan, seorang guru juga harus berperan sebagai motivator siswanya. “Semua peran guru itu dilakukan melalui pelayanan, interview mendalam, observasi, serta jiwa profesi,” tuturnya.
Masalahnya, lanjutnya, beberapa dari kita masih terjebak dalam konflik internal. “Misalnya, berbicara tapi tidak berkomunikasi. Padahal, komunikasi itu esensinya menciptakan suatu pemahaman dua arah. Ya akhirnya muncul salah paham,” jelasnya. Oleh karena itu, menurutnya, mengetahui saja tidak cukup. “Kita perlu memahami satu sama lain,” tegasnya.
Dia mengajak semua guru dan kepala sekolah yang hadir untuk bersama-sama berubah dan tidak sibuk mencari kambing hitam. “Ayo kontrol sikap. Jangan pesimis. Jangan biarkan kekuatan jadi kelemahan,” ajaknya.
Menurut Sudar, penting bagi guru untuk terus mengembangka diri menjadi pembelajar yang baik. “Cobalah bertoleransi atas kesalahan orang lain. Dukunglah kelompok kerja Anda,” tuturnya.
Ketua Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah Jawa Timur ini berpesan, jangan mencari pekerjaan yang mudah karena sudah banyak dikerjakan orang. “Carilah pekerjaan yang sulit, karena yang sulit belum banyak dikerjakan orang,” harapnya memotivasi peserta. (Vita)