PWMU.CO – Ada yang berbeda dengan suasana kampus Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Suronathan NG II/653 Notoprajan Yogyakarta, Ahad (4/11/18).
Tampak beberapa siswi sibuk melayani tamu yang saat itu datang membanjiri sekolahnya sejak pukul 06.00. Ada yang mengantar para orangtua calon siswi ke ruang tes, aula, atau ruang-ruang lainnya.
Ada juga yang bertugas memanggil satu persatu peserta tes memasuki ruangan. Bahkan, beberapa siswa dengan tegas dan sopan ikut menertibkan para orangtua calon siswi yang mendampingi anaknya.
“Maaf, apa Bapak-Ibu mengantar putrinya? Kami mohon tidak menunggu di sini. Biarkan adik-adik sendiri supaya mereka mandiri,” ujar Bulan Seva, siswi kelas II—setara kelas VIII—dengan ramah saat bertugas menjadi panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolahnya.
Para siswi tersebut tampak sigap dan tidak canggung mengatur semua proses tes PPDB. Tak hanya Bulan Seva, pelayanan yang ramah juga dilakukan Harina Gastiasih. Dia bersama temannya selalu siap di depan pintu aula untuk mengarahkan dan memberi petunjuk pada semua orangtua yang membutuhkan informasi.
Berbalut busana coklat berpadu merah marun, siswi-siswi anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tersebut tampak cekatan, sigap, dan komunikatif melaksanakan tugas dari madrasah. Mereka turut mengatur semua proses PPDB.
Sugiyanto, orangtua calon siswi asal Bogor mengatakan, pihaknya tidak punya keinginan yang muluk-muluk ketika mendaftarkan anak pertamanya ke madrasah ini. “Kami hanya ingin anak kami terjaga dari pengaruh buruk seperti narkoba dan lainnya,” ujarnya.
Ia mengakui tidak masalah putrinya akan menjadi apa nantinya. “Yang penting dia nanti punya prinsip dan bisa memimpin. Saya yakin Allah akan beri kehidupan yang terbaik,” sambungnya.
Madrasah ini telah melahirkan banyak pimpinan putri, seperti Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah periode 2000-2010 Prof Dr Siti Chamamah Soeratno, Ketua Umum PP Aisyiyah periode 2010-2020 Dra Siti Noordjannah Djohantini MM MSi, dan masih banyak lagi.
Tak heran, madrasah ini menjadi salah satu jujugan bagi orangtua dari seluruh penjuru nusantara yang mengantar para putrinya untuk diterima di sekolah calon pemimpin putri Islam tersebut.
Wakil Direktur III Unik Rosyidah menyampaikan, Madrasah Mu’allimat yang sudah berusia satu abad lebih merupakan sekolah tertua yang didirikan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. “Ada tiga hal utama untuk menjadikan calon pemimpin putri Islam, yaitu sebagai kader ulama, kader pemimpin, dan kader pendidik,” ujarnya.
Karena itu, kata Unik, semua program perkaderan langsung ditangani Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Nah untuk menjadi pendidik, anak-anak nanti juga akan mendapatkan ilmu keguruan. Yang terpenting mereka belajar di sekolah ini enam tahun,” jelasnya.
Selain itu, Unik mengatakan PPDB tahun ini ada dua jalur, yaitu tes dan non-tes. “Pada 3 September sampai 20 Oktober sudah dilakukan jalur non-tes, yang terdiri dari jalur prestasi dan tahfidh yang terjaring 28 siswi,” ungkapnya.
Pada jalur tahfidh, lanjut Unik, peserta wajib hafal 3 juz, sementara prestasi akademik hanya mengumpulkan semua berkas bukti perolehan prestasi.
Unik menambahkan, untuk jalur tes kali ini hanya akan menerima 129 siswi dari 300 peserta. “Nanti yang tidak lulus bisa ikut gelombang II. Insyaallah hanya akan menerima 53 siswi,” tegasnya.
Dia juga mengatakan, tahun lalu calon siswi boleh memilih sendiri kelas multilingual atau kelas unggulan. “Tapi tahun ini, sekolah yang akan menentukan anak-anak di kelas mana,” tandasnya.
Tes yang harus dilalui oleh calon siswi hari ini, kata Unik, meliputi tes potensi akademik, psikotes yang diikuti orang tua dan calon siswi, baca Alquran, bahasa Inggris, dan wawancara. (Uzlifah)