PWMU.CO –Masjid Kristal Khadija. Ini ikon baru Kota Yogyakarta. Lokasinya di Kenayan, Wedomartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman. Satu kompleks dengan SMP dan SMA Internasional Bina Insan Mulia 2.
Rombongan Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Surabaya berkesempatan singgah di masjid ini ketika studi tur ke Yogyakara, Sabtu-Ahad (3-4/11/2018). Peserta studi tur ini sebanyak 25 pengurus Majelis Kesehatan.
Begitu masuk gerbang sekolah, masjid itu sudah tampak berdiri megah. Kubah warna biru sangat mencolok. Begitu juga hiasan ornamen dinding didominasi warna biru. Menuju masjid itu melewati taman. Ada kolam dengan air mancur. Jika dipandang dari depan kolam, suasananya mirip Taj Mahal di Agra India.
Dikiri kanan jalan terdapat tanaman kecil dan pohon yang menambah keteduhan hati orang-orang yang berkunjung. Masuk ke dalam masjid, bau harum lembut masuk ke hidung.
Pantulan cahaya kristal dari ornamen seluruh dinding dan langit-langit bak intan berlian berkilau-kilau. Terkesan serasa membawa ke suasana dunia lain. Rasanya mewah tapi khusyuk.
Ada kaligrafi tersusun rapi di atas pintu bagian tengah. Kaligrafi Arab gundul tapi berbahasa Jawa atau biasa disebut Arab pegon. Ngudiyo dunyo, koyo-koyo siro bakal urip sak lawase, lan siro ngudiyo akirat, koyo-koyo siro bakal bakal mati sesuk.
Sepertinya ini terjemahan bahasa Jawa dari sebuah hadits yang amat populer. Kejarlah duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya, dan raihlah akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok.
Takmir Masjid Khadija Joko Purwanto yang memandu rombongan menjelaskan, arsitektur Masjid Kristal ini merupakan gabungan gaya Turki dan Iran.
Joko menambahkan, penggagasnya istri Prof Dr HM Amien Rais, Kusnasriyati Sri Rahayu, yang ingin memiliki masjid unik sebagai ikon Yogya. Dikerjakan selama tiga tahun antara 2010-2013. Arsitekturnya dari Yogya. Merancang arsitektur bangunan ini setelah survei ke Timur Tengah.
Selain ke masjid ini, perjalanan rombongan Majelis Kesehatan juga mengunjungi Qoryah Thoyyibah atau desa terbaik di Desa Moyudan Sleman. Ini desa binaan Pengurus pusat Aisyiyah.
Ketua Majelis Kesehatan PDA Surabaya Masriyah Dahlan sangat berkesan dengan kunjungan ke dua tempat ini. “Sangat berkesan dan penuh makna bagi peserta studi ini. Semoga ini memberi inspirasi dan semangat berkarya,” katanya. (Bunda Tri)