PWMU.CO-Karyawan RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo Goes To Djogja jilid 2, Sabtu-Ahad (3-4/11/2018). Ada enam destinasi yang dikunjungi. Pantai Indrayanti, Hutan Pinus, Tebing Breksi, Malioboro, Pasar Beringharjo dan Candi Prambanan.
Kegiatan ini merupakan buah keberhasilan RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan sukses menjaga status menuju rumah sakit yang terakreditasi Paripurna dan sesuai dengan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS).
Rombongan tiba di Pantai Indrayanti usai Subuh pagi. Pantai Indrayanti berada di Dusun Ngasem, Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul. Sebenarnya nama asli pantai ini Pantai Pulang Sawal.
Wisatawan akrab menyebut objek wisata ini dengan nama Pantai Indrayanti karena merujuk pada sebuah nama restoran dan cafe yang terletak di sekitar pantai. Usut punya usut, nama Indrayanti ini nama pasangan suami istri pemiliknya. Indra dan Yanti.
Letak pantainya diapit batu karang raksasa, serta bukit seperti memberi batasan alami dari garis pantainya. Ini yang membuatnya unik dan indah. Hamparan pasirnya berwarna putih. Begitu menyatu dengan lautnya yang berwarna biru.
Setelah menikmati pantai Indrayanti, bus beranjak menuju Hutan Pinus Pengger. Selain spot foto yang anti mainstream, di sini ada hammock, tempat tidur gantung yang terbentang di antara dua pohon pinus yang menjulang tinggi.
Lima bentangan kain warna-warni tersusun berjajar ke atas dengan jarak masing-masing satu meter. Hanya mereka yang kompak dan bernyali kuat mampu menaklukkan ketakutan ketinggian.
”Layaknya menghadapi akreditasi rumah sakit, kekompakan dan keberanian menghadapi tantangan, menjadi modal utamanya,” kata Direktur dr Tjatur Prijambodo MKesmemberi semangat pada karyawan untuk berani menaiki hammock.
Walhasil, dengan gagah berani Alifnanda Santoso dari Front Office, Janathan, Bagian Laboratorium, Ubaidilah (Farmasi), Afif (kurir) dan Dwi Anzar (Rekam Medis) naik pinus setinggi hampir 5 meter dibantu petugas.
Setelah puas dengan berbagai pose, mereka turun dengan perasaan lega dan semangat membara karena berhasil menaklukkan ketakutan dan pikiran negatif tentang segala hal.
”Setelah naik dan turun tadi, seakan kami mendapatkan tambahan tenaga untuk berbuat yang terbaik bagi rumah sakit,” janji Dwi Anzar. Tahun 2019, akreditasi SNARS harga mati bagi RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan, imbuh lelaki tambun penyuka traveling.
Puas di Hutan Pinus, rombongan bergegas ke Tebing Breksi. Tebing dengan rangkaian bukit cadas yang menawan. Selepas Breksi, rombongan menuju Malioboro menikmati keramaian malam. Di kawasan Jogja, Sabtu sampai Ahad, 3-4 Nopember 2018. Di kawasan Titik Nol Yogyakarta bersantai menikmati udara malam di lesehan kaki lima.
Esok hari, rombongan berbelanjan di Pasar Beringharjo, masih di kawasan Malioboro. Pasar ini terkenal dengan batik dan makanan khas Kota Gudeg ini. Dibangun sejak tahun 1758.
Beringharjo masuk bagian Catur Tunggal Yogyakarta. Yaitu Kraton, Alun-Alun Utara, Alun-alun Selatan, dan Pasar Beringharjo. Lokasi ini melambangkan fungsi ekonomi.
Tengah hari, rombongan naik bus menuju Candi Prambanan. Satu setengah jam menikmati candi yang terkenal dengan kisah Roro Jonggrang ini, rombongan pulang ke Sidoarjo.
Perjalanan tiga malam dua hari yang sangat berkesan. Penuh keakraban dan kebersamaan. “Dengan membawa semangat baru, kami siap mengabdi melayani sesama dengan mengedepankan profesionalisme keislaman selaras dengan motto kami,” kata dr Umriyah, Kabid Jangmed. (Tjatur)