PWMU.CO-Hamas Peduli merupakan program rutin SMP Muhammadiyah 13 Campurejo Panceng Gresik yang dilaksanakan setiap bulan sekali. Bentuknya pemberian sembako kepada masyarakat dhuafa di sekitar sekolah.
Seperti yang dilaksanakan Sabtu (3/11/2018). Kegiatan dilaksanakan oleh siswa didampingi Kepala Sekolah Nurul Wakhidatul Ummah SKom.
Menurut Fida, panggilan akrab kepala sekolah, kali ini penerima bingkisan sembako adalah teman sendiri yang dinilai patut menerima. “Sedekah terbaik diberikan kepada orang terdekat terlebih dahulu,” katanya.
Pembiayaan Hamas Peduli diperoleh hasil infak dari para murid. “Dari siswa untuk siswa dan masyarakat,” terangnya.
Anak-anak dibagi kelompok sesuai kelas dan didampingi wali kelas masing-masing menuju rumah penerima sembako yang sudah disepakati.
Ustadzah Fida ikut mendampingi kelas 7B. Dia menyusuri gang sempit sambil menggendong Azmi, anaknya yang berumur 1,5 tahun, menuju rumah siswa Khoirul Anas. Hari itu Irul, panggilan Khoirul Anas, tidak masuk sekolah karena sakit.
Ustadzah Fida menceritakan, Irul tinggal bersama neneknya yang mengkhawatirkan cucunya yang sakit. Neneknya sampai pinjam uang ke tetangga untuk pengobatan. Sejak kecil dia diasuh neneknya. Orangtuanya bercerai. Masing-masing sudah kawin lagi tak peduli dengan keberadaan Irul.
Neneknya sekarang sudah tidak bisa bekerja karena tenaganya mulai lemah. Dulu pernah bekerja beleh ikan atau membersihkan ikan sampai pengeringan. ”Sekarang hidup mengandalkan pemberian orang lain,” cerita ibu satu anak ini.
Dia bercerita lagi, sempat suatu hari Irul ini tidak masuk sekolah. Esok harinya ada ustadzah yang bertanya, kenapa tidak masuk sekolah? “Irul menjawab, neneknya tidak punya uang, jadi dia ikut ngecor,” cerita Fida.
Biasanya Fida tidak ada ampun untuk anak yang membolos tanpa sebab. ”Kali ini saya malah dukung anak ini tidak masuk sekolah karena dari kerja itu dia bisa belajar banyak hal tentang empati, kepemimpinan, tangung jawab hingga kasih sayang,” katanya.
Tiba di rumah Irul segera siswa menyerahkan sembako kepada neneknya. Itul tampak lemas duduk di lantai. Kepada Irul, Ustadzah Fida memberi nasihat dan mendoakan. “Nak, semoga kamu menjadi anak saleh yang kelak menjadi amal terbaik orang tua dan nenek.” (Nurkhan)