PWMU.CO – Pentingya membangun sinergi disampaikan Gubernur Jawa Timur, terpilih Khofifah Indar Parawansa saat menjadi Keynote Speaker pada pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil) I, di Hall Meliwis Putih Griya Dharma Kusuma Convention and Hotel, Bojonegoro, Sabtu (10/11/18).
Khofifah mengajak seluruh perempuan se-Jawa Timur terutama Nasyiah, agar dapat menekan angka kematian ibu dan anak. “Tren dunia saat ini menyorot pada kesehatan promotif dan preventif. Kita bisa mem-breakdown-nya bersama antara Nasyiah, Fatayat, dan KNPI. Kita bisa masuk dalam bagian layanan ksehatan kita. Membuat kinik pratama,” ungkap ibu empat anak ini.
Dia mengatakan, jika hal tersebut bisa diciptakan, maka masyarakat tidak harus melulu ke puskesmas jika akan berobat. Sehingga masyatakat terfasilitasi pengobatannya, karena, menurutnya, membangun proses dialogis antara dokter dan pasien itu sangat berat.
Di Indonesia, dia mencontohkan, waktu visit pasien sangat sempit. Yang sakit bukan hanya badannya, pikirannya, dan hatinya, namun juga dompetnya.
Membawakan materi bertema Membangun Sinergitas Gerakan untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Perempuan Jawa Timur Khofifah juga menyinggung masalah ekonomi. “Menguatkan startup di lingkungan Nasyiah adalah penting,” ujarnya sambil menyontohkan kesuksesan Alibaba, sebuah perusahaan ritel dunia. “Itu patut ditiru,” ucapnya.
Menurut mantan Menteri Sosial ini, pesatnya kemajuan teknologi saat ini harus disambut dengan baik. Kepada para peserta yang sebagaian berprofesi guru, Khofifah berpesan agar bisa memanfaatkan kemajuan tersebut. Karena generasi yang akan datang ini sudah tidak lagi senang mendengar.
“Di saat gurunya memberikan penjelasan, siswanya asik chatingan. Kita jangan sibuk kaget dan jangan telat bergerak. Hal tersebut harus kita antisipasi terutama bagi guru paud dan TK” tuturnya.
Khofifah menegaskan, jika sekarang kita berhadapan dengan masyarakat milenial yang cenderung memiliki jiwa sosialnya sangat tinggi, maka setelah ini kita akan berhadapan dengan generasi alpha, yaitu generasi yang lahir di atas tahun 2010. Menurut penelitian, generasi tersebut adalah generasi asosial.
“Para mubalighah, guru-guru di Nasyiah, harus dapat membaca fenomena tersebut. Para mubalighah bukan lagi membicarakan tentang ketuhanan namun juga tentang sosial kemasyarakatan sehingga publik dapat teredukasi dalam menghadapi generasi seperti ini,” pesannya.
Karena itu Khofofah mengajak saling bersinergi. “Segala permasalahan dapat kita fasilitasi dalam pertemuan Badan Kordinator Wilayah (Bakorwil) tiga bulanan,” ujarnya sebelum dia melanjutkan acara ke Bangil untuk mengisi pengajian Muslimat NU.
Ketua Umum Pimpinan Wlayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, Aini Syukriah, menyambut baik ajakan gubernur terpilih tersebut. “Kita akan menjadi jembatan aspirasi perempuan se-Jawa Timur khususnya Nasyiah.
Menurut Aini berbagai hal yang disampaikan cukup menjadi inspirasi baru dalam bergerak. “Semoga Nasyiah dan pemprov bisa bersinergi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya kaum perempuan seJawa Timur,” harapan dia. (Maharina)
Discussion about this post