PWMU.CO – Wakil Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Ponco Jari Wahyono MKes ikut menghadiri Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) Muhammadiyah Jatim Batch 2 di Grand Whiz Hotel Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, Senin (12/11/18).
Pada acara yang diselanggarakan oleh Majelis Dikdasemen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu dia mengapresiasi keikutsertaan kepala sekolah dan calon kepala sekolah dalam acara tersebut.
“Yang utama dalam kehadiran kita di sini adalah sebagai ajang silaturrahim, supaya kita dapat memperluas rezeki di samping dapat menambah saudara dan wawasan, ungkapnya.
Selain itu, sambungnya, untuk memperpanjang umur dengan meninggalkan hal-hal yang bermakna. “Sehingga kita akan tetap selalu dikenang.” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Malang menyampaikan tiga hal terkait Muhammadiyah. Yang pertama soal jargon pahlawan tanpa tanda jasa. “Ini identik dengan Muhammadiyah karena keunggulan guru di Muhammadiyah terletak pada etos dan keihlasannya,” ujarnya.
Kedua dia menyampaikan bahwa Muhammadiyah bukan untuk Muhammadiyah. “Tapi Muhammadiyah untuk bangsa,” ucapnya. Hal itu menurutnya, sudah dibuktikan sejak zaman perjuangan dulu banyak pejuang dan pahlawan yang berlatar belakang Muhammadiyah. “Untuk itu kita harus bangga sebagai warga Muhammadiyah,” tuturnya.
Ketiga Ponco menyampaikan peran Muhammadiyah di dunia intenasional, di antaranya membantu pengungsi Myanmar.
Kepada peserta Diksuspala dia berpesan agar kepala sekolah mempunyai kemampuan berinovasi, prestasi, koneksi, kompetisi, dan kompetensi. “Agar kita dapat menghapus wajah buruk pendidikan di Indonesia,” ujarnya sambil menyebut beberapa kasus dunia pendidikan seperti penganiyaan pada guru. (Nurul Khaniyah)