
PWMU.CO – Panitia Muktamar XXI Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menggelar Kopi Darat (Kopdar) Media di Auditorium Nyai Walidah, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Sabtu (17/11/18) malam. Acara diikuti oleh lembaga media dan admin media sosial IPM se-Indonesia.
Kopdar dimulai dengan perkenalan diri dari lembaga media Pimpinan Pusat IPM yang diwakili oleh Rizki Putri Ramadani (berita, IG), Abyan Daffa Ulaa (video, Twitter), Hanif Indhie Pratama (video), dan Ulima Nabila Adinta (berita).
Ada juga Ayunda Nurul Fikri (berita, Twitter), Audianus Sutedja (foto desain) ,Fida Fathinah ‘Atifah (berita), Alma Najmia (berita). Dilanjutkan perkenalan perwakilan dari peserta kopdar media dari masing-masing wilayah.
Kopdar yang berlangsung dalam suasana santai kali ini lebih fokus membahas tentang kendala pengelolahan media sosial IPM di seluruh wilayah. Karena itu masing-masing wilayah menyampaikan kendala dan progress report kondisi pengelolahan media IPM.
Dzikrul, perwakilan tim media Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan, “Masih kekurangan orang untuk mengelolah media, cuma ada tiga orang, sehingga kita dituntut serba bisa agar dapat saling bantu, harus bisa desain, editing video, jurnalistik.”
Sementara itu Kurnia, perwakilan dari Sumatera Barat menyampaikan di wilayahnya belum ada tim media khusus. “Media masih dikelola sekretaris umum.” ujaranya.
Selain itu perwakilan dari Sumatera Utara, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah juga menyampaikan kendala dalam pengelolahan media. Ada yang terkendala kurangnya SDM dalam bidang desain dan jurnalis, ada juga yang menyampaikan belum mempunyai tim khusus media.
Di akhir acara Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan PP IPM Maharina Novia Zahro menyampaikan pentingnya media di zaman sekarang. “Dengan media kita bisa berpesan dalam kebaikan, kita bisa meng-counter isu. Dengan media kita bisa memperkanalkan IPM ke masyarakat umum,” ujarnya.
Wanita asal Gresik itu agak prihatin sebeba ketika mencari kata ‘IPM’ di mesin pencarian Google yang muncul bukanlah Ikatan Pelajar Muhammadiyah, tetapi Indeks Pembangunan Manusia. “Berarti saya rasa media IPM masih kurang di dunia maya, ayo kita sama-sama belajar dan bergerak,” ajaknya.
Maharina berharap agar para pegiat media terutama jurnalis agar senantiasa membaca. “Agar lebih banyak kosa kata dan bisa memperluas referensi,” ucapnya. (Mahyudin)