PWMU.CO – Berbicara di hadapan ratusan warga Muhammadiyah Jawa Timur, wakil gubernur Jawa Timur terpilih Dr Emil Elestianto Dardak mengaku harus bisa menjadi sosok intelek yang berbicara penuh substansi.
Bupati Trenggalek ini hadir dan memberi sambutan pada gelaran Milad Ke-106 Muhammadiyah di Hall At-Tauhid Tower Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ahad (18/11/18).
“Muhammadiyah itu isinya orang-orang intelek. Apalagi di sini banyak rektor kampus Muhammadiyah. Meski ini bukan orasi ilmiah, hanya sambutan, tapi saya harus jadi sosok intelek yang berbicara penuh substansi. Tidak boleh north south, alias ngalor ngidul. Lebih baik bicara pendek penuh substansi dari pada panjang tanpa esensi,” ujarnya disambut gemuruh tepukan juga tawa renyah peserta milad.
Sebelum Emil memberi sambutan, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Hajriyanto Y. Thohari menyampaikan orasi kebudayaan pada hajatan yang dihadiri warga Muhammadiyah se-Jawa Timur itu. Dalam orasinya, Hajriyanto menyatakan kondisi alam Indonesia yang subur memudahkan kerja pemerintah. Sementara, kondisi alam negara yang kurang subur menjadikan pemerintah harus bekerja lebih keras.
Emil, menanggapi sebaliknya. Dengan gaya khas seorang Emil yang santai, ia menanggapi kondisi alam yang sulit bukan menghasilkan kepunahan pada makhluknya, melainkan kegigihan. “Kondisi alam yang lebih mudah akan membuat kita berpikir ‘Tidak perlu lah kerja terlalu keras. Cukup kerja saja.’ Tapi kondisi alam yang sulit akan menghasilkan kegigihan,” ungkap suami artis Arumi Bachsin ini.
Pria yang meraih gelar doktor pada usia 22 tahun ini mengatakan, selama ini kita terlena dengan status Indonesia sebagai negara kaya. “Saya ingat saat SD dulu diajarkan kalau negara kita negara kaya, tongkat dan kayu bisa jadi tanaman. Ini yang mengajarkan kita tidak kerja keras,” tuturnya.
Indonesia memang sangat bagus dalam hal kondisi geografis. Tapi, sambung Emil, sumber daya manusianya tak sebaik sumber daya alamnya. “Penduduk Jawa Timur hampir 40 juta. Dengan luas wilayah 40 ribu km2, hampir sama dengan Jawa Timur, penduduk Belanda hanya 17 juta. Malaysia luas wilayahnya dua kali Jawa Timur, tapi penduduknya hanya 30 juta. Lebih banyak Jawa Timur,” ujarnya.
Oleh karenanya, “Pola pikir kita harus berubah dari sekedar hidup di negeri yang kaya. Tantangan saat ini sudah jauh berbeda. Realita ini harus menjadi titik berangkat membangun Jawa Timur ke depan. Saya sampaikan di momen milad ini, karena solusinya ada pada tema yang diangkat, yakni Ta’awun untuk Negeri. Melalui ini, pemerintah dan Muhammadiyah siap berkolaborasi,” pungkas Emil yang akan resmi dilantik menjadi wakil gubernur Jawa Timur pada Februari 2019 mendatang. (Isna)