PWMU.CO – Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo menyatakan aset terbesar bangsa Indonesia adalah kerukunan, persatuan, dan kesatuan di antara warganya, bukan yang lainnya.
Pasalnya, bangsa Indonesia memiliki ragam kekayaan akan suku, bahasa dan agama. Tapi, tetap bisa berbhinneka tunggal ika.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi ketika membuka Muktamar XXI Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Senin (19/11/18).
Menurut Jokowi, kekayaan akan suku, bahasa, dan agama bisa menjadi potensi sekaligus ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Karena itulah, Jokowi mengajak kader IPM se-Indonesia untuk ikut membela, merawat, dan menjaga persatuan, serta kerukunan bangsa Indonesia.
“Saya titip, mari kita jaga ukhuwah islamiyah kita. Juga ukuwah wathoniyah kita. Karena kita ini saudara sebangsa dan setanah air,” katanya di hadapan ribuan kader IPM se-Indonesia.
“Jangan sampai gara-gara pemilihan bupati, gubernur, ataupun pemilihan presiden (pilpres) misalnya, silaturahmi kita jadi tidak baik. Saling tidak menyapa, saling memusuhi, dan lainnya,” tambahnya.
Jokowi tak lupa memuji kreativitas kader IPM dalam memanfaatkan media sosial (medsos) yang ada untuk meramaikan perhelatan Muktamar XXI IPM yang dihelat di Umsida dan di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda).
“Saya lihat ada #MuktamarBerkesan di sosmed. Sudah lihat? Saya lihat ramai banget,” ungkapnya.
Jokowi juga mengaku, melihat video ucapan selamat Muktamar XXI IPM yang datang dari berbagai negara di akun Youtube, seperti dari Thailand, Hongkong, Italia, Republik Dominika, Aljazair, dan negara lainnya.
“Itu artinya jaringan IPM sudah mendunia. Itu sungguh luar biasa. Karya adik-adik IPM ini sangat kreatif sekali,” pujinya.
Namun, Jokowi mengingatkan, kader IPM untuk bisa memanfaatkan media sosial (medsos) secara positif, dan berhati-hati ketika ber-medsos karena di dalamnya banyak mengandung ujaran kebencian dan berita hoax.
“Saya titip, adanya medsos ini jangan sampai membuat kita kehilangan karakter ke Indonesian. Juga jangan sampai kehilangan karakter keislaman kita, karena kita tahu bahwa Indonesia negara pendudukan Islam terbesar di dunia,” pungkasnya. (Aan)