PWMU.CO– Muhammadiyah saat ini berumur 106 tahun kalender Masehi dan 109 tahun kalender Hijriyah. Di usia panjang ini, persyarikatan tidak tambah mengecil, tidak kempes. Dakwahnya makin meluas, amal usahanya makin besar.
Hal itu disampaikan Prof Dr HM Amien Rais pada Tabligh Akbar dan Resepsi Milad Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya Jl. Raya Dukuh Kupang, Selasa (20/11/2018).
“Mudah-mudahan ini pertanda kita diridhoi oleh Allah swt. Karena Allah mengatakan kalau kalian tidak ada manfaatnya akan hilang beserta angin, tapi apabila memberi manfaat buat manusia maka dia akan tetap tinggal dimuka bumi ini,” ujarnya.
“Saya yakin istilah saya dulu, Allah tidak akan pernah mencabut surat izin tinggal Muhammadiyah di muka bumi ini selama kita masih bermanfaat buat bangsa dan negara Indonesia,” tandas mantan ketua MPR 1999-2004 ini.
Tapi, sambung dia, kalau amal saleh Muhammadiyah makin kendor, semangat infaknya menipis, kekuatan mujahadah perjuangannya juga lembek, bisa saja Muhammadiyah mengecil bahkan bisa gulung tikar.
”Naudzubillahi mindzalik. Karena itu kita bersyukur kepada Allah, kita ini tua keladi, makin tua menjadi-jadi. Makin banyak sekolahnya, masjidnya, perguruan tingginya dan lain sebagainya,” ujar tokoh reformasi itu disambut tepuk tangan hadirin.
Dia mengatakan, ada istilah ilmu fiqih, umat ke depan harus punya maqaasidus syari’ah atau maqaasid assyar’iyah. Yaitu punya lima tujuan mengapa kita mengikuti syari’ah Islam. Ada ulama Asy Syatibi namanya, punya kitab judulnya Al Maqasid. Menurut ulama ini ada lima perhatian untuk memelihara lima.
Pertama, hizbuddin. Memelihara agama. Agama, ujar Amien Rais, sebuah kepentingan yang paling puncak. ”Karena itu kalau ada orang menista agama, ya biasanya orang beriman akan bangkit,” kata dia menjelaskan.
Jadi, tambah dia, agama ini seperti dalam Alquran, kita sering berdoa Allahumma ashlih lana diinanaa alladzi waisymatu amrinaa, Ya Allah yang pertama fokuskanlah aku karena agamaku, itu adalah tujuan hidupku. Jadi agama ini sebuah perhatian, bagian pokok dalam kehidupan kita yang harus dipelihara.
Kedua, hizbunnas. Itu memelihara nyawa manusia. Nyawa manusia itu sangat berharga. ”Jadi seorang teroris membunuh seseorang yang tidak berdosa maka kata Alquran waqattalannaasa jami’a, sama seperti satu nyawa hilang seolah-olah membunuh semua umat manusia,” papar mantan ketua umum PAN ini.
Begitu juga ketika kita menolong satu nyawa, menurut Amien, maka kita ibaratkan seperti menolong seluruh manusia. Jadi melindungi nyawa manusia amat sangat penting .
Ketiga, sambungnya, hizbul aql. Melindungi ilmu, melindungi akal sehat, karena ilmu adalah sebuah bagian dari perjuangan iman yang sangat tinggi. Maka hizbul aql itu menjadi bagian dari maqaasidussyari’ah tadi.
Keempat, hizbun nashb. Memelihara keturunan, memelihara generasi baru yang patah tumbuh hilang berganti. ”Itu bisa bagus kalau ada planning, ada rencana, ada usaha supaya dari masa ke masa generasi manusia menjadi makin bagus. Bukan makin memburuk. Jangan sampai kita meninggalkan generasi lemah, itu berbahaya bagi bangsa dan negara,” paparnya.
Kelima, hizbul maal. Memelihara kekayaan, harta benda. Menurut Amien, itu jelas sekali karena kekayaan hal penting dalam kehidupan kita. ”Dengan kekayaan yang cukup bisa menerobos amal saleh. Kalau kita tidak punya, kita tidak bisa apa-apa, kalau tidak punya apa-apa tidak bisa ngasih apa-apa,” selorohnya.
Amien menekankan untuk memperhatikan lima hal yang sangat penting ini sebagai tujuan syariat. Itu tidak mungkin dilaksanakan kalau tidak ada negara yang dapat melindungi kelima hal tadi. (Habibie)