PWMU.CO – Ketua III Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Muhammad Syakir Sula menyatakan sudah saatnya umat Islam di Indonesia menjadikan sistem keuangan syariah sebagai lifestyle atau gaya hidup.
Pernyataan itu disampaikan Syakir dalam acara Talkshow Asuransi Syariah 2018 yang diadakan oleh Pusat Studi Kajian Islam (PSKI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) di Aula Mas Mansyur Gedung Muhammadiyah Jawa Timur, Kamis (22/11/18).
Menurut Syakir, penerapan sistem syariah tidak sebatas hanya dalam segi ritual ibadah saja. Lebih dari itu, dalam bermuamalah, khusunya ketika bertransaksi keuangan umat Islam Indonesia seharusnya bisa menggunakan sistem syariah.
Pasalnya, umat Islam di Indonesia sudah memiliki berbagai produk syariah, seperti wisata halal, perbankan syariah, investasi syariah, ansuransi syariah, dan lainnya.
Karena itu, ia mengajak umat Islam yang sebelumnya bertransaksi keuangan secara konvensional agar segera hijrah atau berpindah ke sistem keuangan syariah.
“Kalau kita tidak pro dengan sistem keuangan syariah, lalu siapa lagi. Segerahlah kita berhijrah untuk menggunakan produk syariah,” pintanya.
Syakir kemudian menyinggung, kenapa Malaysia dana atau keuangan syariahnya lebih besar dari pada di Indonesia. Padahal, penduduk Malaysia hanya 28 juta atau sama dengan penduduk Jabotabek.
“Ya, karena pemerintah Malaysia mengharuskan seluruh dana APBN-nya wajib masuk bank syariah. Hampir 95 persen APBN Malaysia masuk sistembkeuangan syariah,” papar Syakir membandingkan.
Nah, kelamahan di Indonesia adalah keberpihakan dari pemerintah yang masih kecil terhadap penerapan sistem keuangan syariah. “Ada, tapi kecil. Karenanya, dana yang ada di keuangan syariah di Indonesia juga masih kecil,” ungkapnya.
Meski begitu, ia tetap optimistis sistem keuangan syariah akan tumbuh pesat di Indonesia. Maka dari itu, Syakir meminta, masyarakat Indonesia mulai konsen dan menjadikan sistem syariah sebagai lifesyle atau gaya hidupnya.
“Mari biasakan pakai sistem syariah. Kalau mau menabung kita harus menabung ke bank syariah, kalau mau menyimpan investasi di pasar modal, maka kita harus pakai pasar modal syariah dan kalau mau berasuransi, ya harus pakai asuransi syariah,” ujarnya.
Ia berharap, dengan begitu sistem keuangan syariah akan tumbuh pesat di Indonesia. “Mudah-mudahan sistem syariah di Indonesia bisa meningkat tajam dalam lima tahun ke depan,” pungkasnya. (Aan)