PWMU.CO – Hayyatuna, nama yang tidak asing lagi di telinga warga Muhammadiyah Lamongan. Group Musik relegi ini sudah manggung hampir di seluruh Cabang Muhammadiyah di Lamongan. Bahkan pernah tampil di Musyawarah Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur tahun 2017.
Dalam Tabligh Akbar Milad ke-109 Muhammadiyah di Stadion Surajaya Lamongan, Ahad (25/11/18) lagu-lagu relegi Hayyatuna menggema di stadion. Puluhan ribu penonton terhipnotis lantunan syair yang rancak dan menyentuh kalbu. Lagu Atiny—Lebanon—kombinasi Sang Surya, atau Gundul-Gundul Pacul versi Jawa dan jazz, mampu mengobati kepenatan di siang yang cukup menyengat.
“Kami memang sedang membidik segmen milenial, namun bisa dirasakan semua usia,” jelas Maghfur, sekretaris grup musik ini.
“Hayyatuna hadir untuk menjawab kegersangan seni di kalangan Muhammadiyah, yang sebagian masih menganggap hal tabu,” kata Ruswandi, ketua grup musik yang sudah delapan tahun menghibur masyarakat.
Dimintai komentar PWMU.CO tentang kesan selama memimpin musik ini, Ruswandi mengungkapkan Hayyatuna merupakan kumpulan pemusik dengan berbagai karaktek dan latar belakang. “Ada yang tukang batu, kuli, security, guru dan kepala sekolah. Jadi, memimpin mereka butuh ekstra kesabaran,” ungkapnya.
Dia menuturkan, pernah membuat kesepakatan dalam surat untuk mengutamakan saat latihan. “Tapi masih ada saja yang tidak hadir dengan alasan yang sebenarnya bisa ditinggalkan,” ungkap guru MI Muhammadiyah Mencorek Kecamatan Brondong ini.
Tentang nama Hayyatuna, Maghfur berharap agar musik ini mampu sepanjang hayat untuk menggembirakan dakwah melalui kesenian. “Insaallah tidak lama lagi akan terbit album perdana, Jalan Cahaya,” kata presenter ini.
Group Musik Hayyatuna yang beranggotakan 17 personel ini merupakan anggota dari Komunitas Seni Sanggar Kawula Pantura yang dibina oleh Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sedayulawas Nasihin. (Mohamad Su’ud)
Discussion about this post