PWMU.CO-Ada lima doktrin yang membuat Muhammadiyah berkembang cepat dan luar biasa saat ini. Lima doktrin ini menciptakan ghirah kader yang militan dan cerdas.
Hal itu disampaikan Sekretaris Majelis Tarjih PWM Jatim Dr H Abdul Haris MAg dalam kajian rutin Badan Perencanaan dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (BP2AIK) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) di Masjid KH Faqih Oesman, Senin (28/11/2018).
Abdul Haris menyebutkan, doktrin pertama, tauhid. Yakni meyakini tidak ada Tuhan selain Allah. ”Simbol dari Muhammadiyah dua kalimat syahadat melingkari matahari dan amar makruf nahi mungkar adalah gerakannya. Mengajak atau menganjurkan melakukan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk pada masyarakat,” katanya.
Kedua, lanjutnya, Muhammadiyah benar-benar mencerdaskan umat dan bangsa. Hal ini terbukti dari Sabang sampai Merauke dibangun sekolah, masjid dan rumah sakit untuk semua rakyat.
”Ketiga, Muhammadiyah benar-benar memobilisasi amal saleh. Terbukti dari pusat hingga ranting, ideologi dan ajaran keislamannya sama tidak ada yang berbeda,” tuturnya.
Keempat, Muhammadiyah itu bekerja sama dengan siapapun dan pihak manapun. Itu sangat mulia alias tidak mengikat dengan visi misi tertentu.
Kelima, tandasnya, Muhammadiyah menghindari politik praktis. Meskipun begitu warganya tidak bodoh terhadap politik.
Dalam bahasan berikutnya, dia mengungkapkan empat motivasi orang masuk persyarikatan ini. Pertama, katanya, motif biogenetis. Masuk Muhammadiyah karena ingin mencari kehidupan. Tetapi jihadnya tidak sama dengan yang diharapkan.
”Kedua, sosiogenetis. Orang yang masuk Muhammadiyah sebagai batu loncatan, tidak paham dengan visi misi Muhammadiyah,” ujarnya.
Ketiga, perasitogenetis. Orang yang masuk Muhammadiyah ingin membawa paham baru. Tujuan mereka untuk memecah belah. Biasanya generasi muda yang diserang. Keempat, teogenetis, orang yang masuk Muhammadiyah karena lillahi taala. Ikhlas karena Allah.
Pria kelahiran Lamongan itu juga mengutip dari hadits Nabi Muhammad saw dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Dia menyebut, ada lima faktor penyebab hancurnya suatu negara.
”Pertama jika kekuasaan menjadi rebutan. Kedua, jika masjid sudah digunakan untuk acara yang tidak syar’i. Ketiga, jika perempuan sudah menjadi pemimpin bagi laki-laki. Keempat, jika penduduk sudah memilih pemimpin yang fasik. Paham agama namun tidak dipakai melainkan dijual untuk kepentingan dunia. Terakhir, katanya, jika sudah merajarelanya minuman keras. (Tsalis)
Discussion about this post