PWMU.CO-Tiga tahun ini ada yang khas di Masjid Nurul Huda Brangsi, Laren, Lamongan. Lima belas menit sebelum adzan selalu tampak sebuah sepeda unik hasil modifikasi parkir di halaman masjid. Sepeda itu milik Suraji (70), salah satu jamaah yang rutin shalat di situ.
Suraji termasuk jamaah paling tua. Sepeda itu menjadi teman setianya pulang pergi ke masjid. Di usia tuanya sekarang ini dia tak kuat lagi berjalan. Sementara jarak rumahnya ke masjid sekitar 400 meter.
Semula dia memakai kursi roda menuju masjid. Tapi seiring bertambah usianya , tangannya tak kuat lagi memutar roda agar kursi itu berjalan. Maka dia membuat sepeda khusus untuk memudahkannya melaju ke rumah Allah itu.
”Saya sudah tua. Mau apalagi. Saya ingin selalu shalat berjamaah di sisa umur ini,” ujar Suraji ketika ditemui di masjid Senin (19/11/2018).
Lalu dia menuju Bengkel Rodli. Memesan sepeda roda empat agar ringan dikayuh kaki. Tempat duduk di tengah dengan posisi santai saat mengayuh. Di atasnya dibuatkan atap seperti becak sehingga Suraji terhindari dari terik panas dan hujan.
”Biaya membuat sepeda ini Rp 1,1 juta,” ujarnya. Biaya itu tak seberapa dibandingkan dengan besarnya pahala shalat berjamaah d masjid. Dengan sepeda model begini, kakinya masih kuat mengayuh pelan-pelan pulang pergi antara rumah dan masjid.
Dia bercerita, kakinya tak kuat lagi dipakai berjalan sejak keseleo saat mencari kayu di kebun. Itu kejadian lima tahun lalu. Meskipun sudah dipijatkan tetapi sering kambuh. Lama-lama kaki itu makin lemah saja jika dipakai berjalan jauh. Dengan sepeda itu keinginannya rutin shalat berjamaah di masjid menjadi terpenuhi.
Ketua Takmir Masjid Nurul Huda Brangsi, Sholeh, menuturkan, Suraji memang selalu aktif shalat berjamaah lima waktu. “Dia lima belas menit sebelum adzan sudah ada di masjid,” tutur pria yang juga petugas Pembantu Pencatat Nikah Desa Brangsi.
Sholeh menambahkan, takmir memperhatikan kebutuhannya dengan memberi santunan setiap bulan. Memberi sarung dan membantu biaya pembuatan sepedanya itu. ”Pak Suraji orangnya pendiam, tapi respon kalau diajak bicara. Bicaranya juga masih lancar dan jelas,” tambahnya.
Suraji dua kali menikah. Dengan istri pertama yang meninggal tahun 1979 dikarunia tujuh anak. Dua laki-laki dan lima perempuan. Kemudia menikah lagi dengan istri kedua yang meninggal tahun 2011. Saat ini dia tinggal bersama anaknya Yuntafa’ul Kifayah, yang suaminya bekerja di Malaysia. (Mohamad Su’ud)