PWMU.CO – Islam menyukai keindahan dan kebersihan. Oleh karena itu, sebagai anak Muslim diharuskan menjaga kebersihan dan keindahan segala sesuatu di sekitarnya.
Hal tersebut disampaikan Koordinator Tim Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (Ismuba) Nur Asiyah SPdI dalam kegiatan Tazkiyatun Nufus di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Kamis (6/12/18).
Asiyah menyampaikan, materi pertama ini fokus wudlu dan tayamum. “Dua materi ini sangat penting karena setiap hari selalu mereka lakukan,” ujarnya saat ditemui PWMU.CO usai materi.
Asiyah menegaskan, thaharah
merupakan syarat sahnya shalat. “Tidak sah shalat seseorang tanpa didahului dengan bersuci,” tegasnya.
Asiyah sengaja mengemas materinya melalui studi kasus beberapa permasalahan atau kejadian yang dekat dengan anak-anak. “Misalnya, apakah wudhu menjadi batal karena pingsan. Bagaimana dengan muntah, apakah termasuk najis dan membatalkan wudhu,” ujarnya.
Dalam penjelasannya, Asiyah mengatakan, menurut sebagian ulama, muntah itu tidak termasuk najis dan tidak membatalkan wudhu, seperti yang Imam Asy Syaukani dalam Ad Durar Al Bahiyah dan Shidiq Hasan Khan dalam syarahnya.
Soal pingsan, Asiyah menjelaskan hal itu termasuk yang membatalkan wudhu. “Ini berdasarkan ijmak atau kesepakatan para ulama. Hilangnya kesadaran pada kondisi semacam ini tentu lebih parah dari tidur,” ujarnya mengutip Fiqih Sunnah.
Sementara itu, guru Al Islam Rizki Rahman SPdI mengakui bangga dengan siswa kelas IV, peserta Tazkiyatun Nufus. “Dari hasil diskusi kelompok, tampak keseriusan mereka menjawab permasalahan yang ada. Mereka sudah bisa menghubungkan dengan materi thaharah yang telah disampaikan sebelum diskusi,” jelasnya bangga.
Rizki mengatakan, anak-anak ini memang tidak cukup hanya diberi materi. “Memberikan mereka dengan beberapa kejadian yang sering terjadi di sekitar, membuat mereka semakin jeli dalam menyikapi sesuatu,” ujarnya usai mendampingi diskusi siswa.
Rizki juga mengapresiasi beberapa pertanyaan siswa yang cukup kritis menurutnya. “Ada juga siswa yang menanyakan tentang wudlu menggunakan air laut,” ujarnya.
Soal itu Rizki menyampaikan, air laut boleh dipakai wudlu karena termasuk air muthlaq. “Nabi Muhammad SAW pernah ditanya mengenai air laut. Beliau menjawab, air laut itu thahur (suci lagi menyucikan), bahkan bangkainya pun halal,” ujarnya mengutip hadis riwayat Abu Dawud dan Nasa’i.
Rizki berharap apa yang telah dipelajari anak-anak tentang thaharah dapat terus diimplementasikan sehari-hari. “Semoga diskusi yang sangat dekat dengan kehidupan siswa tadi terus tertanam,” ungkapnya. (Vita)
Discussion about this post