PWMU.CO-Di antara ribuan siswa SMP Muhammadiyah 5 Pucang Surabaya (Spemma) ada tiga anak yang rada unik. Ketiganya duduk di kelas 8. Perawakan, fisik dan nama cukup familier tapi jika sudah bercakap-cakap dengannya baru tampak asing.
Ketiganya adalah murid pindahan dari luar negeri. Dari Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Emirat Arab. Orangtuanya pebisnis. Mereka lahir, besar dan bersekolah di negara yang ditinggali. Karena situasi kondisi keluarga mereka kini tinggal di Surabaya dan beradaptasi dengan budaya di sini.
Siswi pertama Aurelia Zahra Putri Soelistyo. Dia sudah bersekolah di Spemma sejak di kelas 7 setahun lalu. Anak pasangan Fitrie Nugraheni dan Muhammad Arief Soelistyo ini telah satu tahun tinggal di Surabaya.
Kebiasaan Aurel berbicara menggunakan bahasa Inggris membuat cewek itu agak kesusahan dalam berkomunikasi dengan temannya.
”Kebanyakan teman berkomunikasi pakai bahasa Jawa di sekolah. Kalau berbicara dengan bahasa Indonesia, saya masih bisa mengerti sedikit-sedikit. Tapi bersyukur juga, ada teman-teman sekolah yang menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris sehingga saya paham,” tutur Aurel tersenyum malu.
Dia lahir di Raleigh, North Carolina, Amerika Serikat. Dulu bersekolah di AB Combs Elementary School, sekolah setingkat SMP. Dia agak kesulitan menerima pelajaran di Spemma karena kendala bahasa.
”Selain kendala bahasa, materi pelajaran yang diberikan sangat berbeda. Saya harus banyak beradaptasi,” tutur penyuka sushi dan strawberry smoothie ini.
Aurel ke Indonesia karena semua keluarga balik ke sini. Sebab bapaknya mengalami stroke sejak empat tahun ini. Kondisi ini tidak memungkinkan terus hidup di negara orang.
Beda cerita dengan Mahdi Maulana Evendy Tambayong yang akrab dipanggil Mahdi. Bersama keluarganya dia tinggal di Dubai selama empat tahun. Lalu pindah ke Madinah selama 10 tahun hingga akhirnya kembali Indonesia.
Kepindahan cowok berkacamata itu ke Surabaya karena permintaan neneknya yang ingin berkumpul bersama cucu. Selama di Madinah, Mahdi sempat bersekolah di Yanbu International School.
”Saya lancar berkomunikasi menggunakan bahasa Arab, Inggris,dan Indonesia karena keluarga selalu menggunakan ketiga bahasa itu dalam kehidupan sehari-sehari. Tapi saya tidak mengerti bahasa Jawa bercampur dengan bahasa Indonesia,” tutur cowok yang lahir di Abu Dhabi, Uni Emirate Arab itu.
Selama di Surabaya, cowok dari pasangan Indah Suriyantini dan Presley Evendy Yusuf itu banyak menemukan kosa kata baru yang selama ini belum pernah ia dengar dan mengerti artinya.
Siswa ketiga Lutfi Franco Pereira. Akrab dipanggil Lutfi. Dia mempunyai cerita yang tidak kalah unik. Belum lancar berbahasa Indonesia. Dia juga harus beradaptasi dengan teman-teman barunya.
”Saya bisa bahasa Indonesia sedikit-sedikit, tidak banyak, in English saja ya,” tutur cowok yang lahir di London ini. Cowok dari pasangan Luluk Kartini dan Dwi Franco Pereira ini menuturkan kepindahannya ke Indonesia karena pilihan ibunya yang ingin tinggal di Indonesia. Sedangkan bapaknya masih tinggal di London merintis bisnis bersama beberapa rekan kerja.
Selama di London, Lutfi bersekolah di Wimbledon Park Primary School untuk Sekolah Dasar. Lalu melanjutkan di Ernest Benn College untuk tingkat SMP dan SMA.
Lalu pindah ke Spemma di kelas 8. Cowok yang suka pecel dan sate ini menuturkan, meskipun susah beradaptasi dengan bahasa, ternyata dia mempunyai guru favorit. Yaitu Pak Rusdi yang mengajar Bahasa Inggris. (Firman)