PWMU.CO – Untuk menyekolahkan anak ke SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) ternyata perlu ‘inden’ alias ‘titip nama’ dua tahun. Hal ini diungkapkan Kepala SDMM Ahmad Faizun SSos dalam kegiatan Visitasi, Monitoring, dan Supervisi Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik dengan sekolah Muhammadiyah se-Kecamatan Manyar, yang digelar di MI Muhammadiyah 2 Karangrejo, Manyar, Gresik, Sabtu (8/12/18).
‘Titip nama’ yang dimaksud, kata Faizun, adalah orangtua menuliskan nama putra atau putrinya di daftar nama calon siswa baru sesuai tahun pelajaran masuk sekolah dasar. “Jadi tanpa membayar biaya apa pun. Hanya datang ke sekolah, lalu menuliskan nama dan identitas putra-putrinya,” ungkapnya.
Faizun mengatakan, panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) akan menghubungi orangtua yang sudah menuliskan nama putra atau putrinya jika sudah mendekati proses pendaftaran. “Alhamdulillah, kepercayaan masyarakat cukup tinggi terhadap SDMM,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Faizun melaporkan kesiapan SDMM menyongsong tahun pelajaran mendatang. “Alhamdulillah tahun pelajaran (tapel) 2019/2020, kuota siswa sudah terpenuhi sebanyak 28 siswa tiap kelas. Karena ada 3 kelas, maka jumlahnya 84 siswa,” ungkapnya penuh syukur.
Sedangkan untuk tahun pelajaran 2020/2021, lanjutnya, SDMM akan menambah 1 kelas lagi, sehingga membuka 112 kursi. “Mohon doanya, sampai saat ini masih kurang 15 kursi lagi,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta supervisi.
Faizun menambahkan, sudah ada 54 siswa yang ada dalam daftar ‘titip nama’ untuk tahun pelajaran 2021/2022. “Ini merupakan tantangan bagi kami untuk terus berusaha keras meningkatkan kualitas layanan dan berinovasi. Bismillah,” ujarnya.
Meski sudah mendapat kepercayaan masyarakat seperti itu, bukan berarti SDMM akan leha-leha atau terlena. “Kami tetap bekerja keras bagaimana meningkatkan kualitas sekolah,” ujar Faizun. “Salah satunya adalah dengan melahirkan inovasi-inovasi baru.”
Apa yang membuat SDMM mendapat kepercayaan masyarakat sebesar itu? Dalam kesempatan sharing session tersebut, pertanyaan itu dijawab oleh Koordinator Kurikulum Rudi Purnawan MPd. Menurutnya, ada lima hal yang mendasari orangtua siswa memercayakan putra-putrinya di SDMM.
“Kelima hal tersebut adalah pendidikan karakter melalui pembiasaan islami di sekolah, layanan prima, dan program-program yang dibutuhkan seperti ICP (International Class Program), Kelas Tahfidh, outbound, dan sebagainya,” ujarnya.
Yang lain, lanjutnya, SDMM mengembangkan potensi siswa untuk meraih prestasi melalui Bina Prestasi, Ekskul, The Club, dan Sukses USBN. “Fullday school dengan pembelajaran yang bernilai dan menyenangkan adalah keunggulan lain SDMM,” ucap Rudi.
Hal tersebut, ujar dia, didapat dari hasil interview (wawancara) calon wali murid saat proses pengembalian formulir PPDB. “Pertanyaan pertama yang kami sampaikan adalah alasan orangtua memilih SDMM sebagai tempat belajar putra-putrinya. Ya kalau dirangkum ada lima hal tadi,” ujarnya.
Rudi menegaskan, terkait dengan pendidikan karakter melalui pembiasaan Islami, salah satunya dengan membiasakan siswa shalat berjamaah tepat waktu. “Jadi, jadwal istirahat shalat kami memang berbeda setiap hari, menyesuaikan jadwal shalat di masjid bersama jamaah lain,” ujarnya.
Menurutnya, ini membawa banyak tantangan sekaligus manfaat bagi SDMM. “Tantangannya ya anak-anak harus lebih disiplin supaya tidak tertinggal berjamaah. Manfaatnya, jamaah menjadi tahu kedisiplinan dan ketertiban shalat siswa kami,” paparnya.
Rudi menceritakan, hal tersebut ternyata masih melekat pada alumnus SDMM. “Kebanyakan calon walimurid ketika interview itu cerita melihat tetangga atau ponakannya yang bagus shalatnya. Lalu mereka ikut mendaftarkan anaknya ke SDMM,” ujarnya.
“Sedangkan pelayanan prima yang dimaksud adalah ikatan emosional antara guru, siswa, dan orangtua. Ini salah satu tujuan kami tidak menyediakan ruang guru,” jelas ayah dua anak tersebut. “Jadi guru kelas selalu ada di kelas masing-masing seharian.”
Selain itu, lanjutnya, ada juga program ‘Dering Telepon Ananda’ untuk mengingatkan shalat siswa. “Juga ada home visit (kunjungan rumah) untuk mengetahui bagaimana siswa ketika di rumah dengan orangtunya,” jelas Rudi.
Layanan prima tidak hanya diberikan guru pada orangtua dan siswa. Seluruh warga sekolah, termasuk petugas keamanan (Satpam), harus ramah pada tamu yang berkunjung ke sekolah. “Sehingga para tamu merasa at home saat berada di SDMM,” terangnya.
Sementara itu soal sistem full day school sejak kelas I, Rudi menjelaskan program disambut baik sebagian besar orangtua siswa, khususnya bagi mereka yang keduanya bekerja.
Menanggapi lima keunggulan tersebut, anggota Majelis Dikdasmen PDM Kabupaten Gresik Mohammad Nurfatoni berharap apa yang telah dilakukan SDMM bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain.
“Lebih baik jika SDMM bisa menularkan ilmunya ke sekolah lain. Khususnya terkait pelayanan prima yang sebenarnya itu tidak berbiaya,” tutur Fatoni, sapaannya, yang hadir bersama Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Gresik M Fadloli Aziz dan Sekretaris Eksekutif Dimas Hasbi Assidiqi.
Fatoni berharap penularan ilmu itu bisa dilakukan misalnya dengan membentuk sekolah kluster. “Di situ SDMM bisa beramal shaleh kepada sekolah lainnya dengan menularkan keunggulan sistem yang telah berhasil dipraktikkan itu,” ujarnya.
Dan akan lebih baik lagi, ujarnya, jika lima keunggulan SDMM itu ditulis dalam bentuk buku. “Itu akan menginspirasi sekolah lain, khususnya sekolah Muhammadiyah,” ucapnya.
Selain dari SDMM, kegiatan ini juga diikuti MI Muhammadiyah 1 Gumeno dan MI Muhammadiyah 2 Karangrejo. Ketiganya berada dalam naungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Manyar, Gresik. (Vita)
Discussion about this post