PWMU.CO –Di era ketidakpastian yang populer disebut era disrupsi sekarang ini pimpinan harus mampu membangun kepastian kepada bawahan agar perusahaan bisa beradaptasi dan bertahan dengan perubahan yang sangat cepat.
Caranya pimpinan harus membangun dream atau mimpi kepada anak buah untuk direalisasikan bersama. Dengan mimpi itulah semua orang bergerak mencapai tujuan. Bukan berjalan menurut kemauan sendiri.
Demikian pesan yang disampaikan Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim dr Sholihul Absor MKes saat penutupan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) MPKU ke-36 di Tanjung Kodok Lamongan, Ahad (9/12/2018).
”Pentingnya seorang direktur membangun dream untuk diwujudkan bersama seluruh unsur di rumah sakit, termasuk majelis dan persyarikatan,” kata Sholihul Absor.
Dia mengingatkan, Rumah Sakit Muhammadiyah-Aisyiyah merupakan sebuah jaringan yang harus menjadi keunggulan dan berkemajuan. Untuk itu para direktur rumah sakit ini diminta mampu menjadi agent of change bagi kebuntuan jalan untuk maju.
Karena itu, sambung dia, direktur harus mampu memberdayakan Sumber Daya Insani yang dimiliki. ”Istilahnya empowering,” selorohnya. ”Direktur haram hukumnya beranggapan bahwa karyawan adalah beban. Karyawan adalah aset,” tandasnya.
Untuk tujuan itu, kata dia, seorang direktur harus bisa menjadi role model di lembaga yang dia pimpin. Menjadi orang yang terbaik. Terbaik shalatnya, terbaik akhlaknya, terbaik proses berpikirnya, terbaik komitmennya dan solutif. ”The last but not the least, direktur harus selalu menebarkan virus cinta, bukan virus permusuhan,” katanya.
Ditekankan, menyelesaikan segala permasalahan di rumah sakit dengan menyebarkan cinta. Terutama cinta kepada Allah, Sang Pemberi Solusi.
”Dengan kiat tadi, diharapkan rumah sakit tidak terlalu galau menghadapi era ketidakpastian yang saat ini melanda semua sektor bisnis di dunia,” tandasnya.
Penasehat MPKU Jawa Timur Dr dr M. Natsir Nugroho SpOG MKes yang hadir dalam acara itu berpesan, agar jaringan rumah sakit Muhammadiyah-Aisyiyah selalu menjaga kebersamaan dengan selalu bertukar informasi dan membangun jejaring yang semakin solid.
”Matahari terbit dari timur, kemajuan Rumah Sakit Muhammadiyah Indonesia diawali dari Jawa Timur,” ujarnya. (Capri)