PWMU.CO-Tugas mubalighat mengubah dan membentuk watak masyarakat menjadi berkemajuan. Watak masyarakat yang perlu diubah itu seperti disiplin rendah, buang sampah sembarangan, sukses tanpa kerja keras.
Demikian disampaikan Wakil Ketua PWM Jatim Prof Dr Zainuddin Maliki MSi di depan peserta pelatihan mubalighat Aisyiyah Cabang Babat, Sugio dan Kedungpring di Panti Asuhan Putri Babat Lamongan, Ahad (9/12/2018).
”Jangankan membentuk dan mengubah watak, memindah posisi jempol saat ngapurancang saja susah. Ada yang biasa jempol kirinya ditaruh di atas jempol kanan dan sebaliknya,” katanya.
Meskipun mengubah watak itu sulit, sambung Zainuddin, bukan berarti tidak bisa. ”Kalau punya kemauan dan kesungguhan insya Allah kita bisa mengubah kebiasaan menjadi baik,” ujar Zainuddin menjadi Caleg Dapil Lamongan-Gresik nomor 2 dari partai PAN.
Rektor Unmuh Surabaya periode 2003-2011 ini mengatakan, kesulitan itu antara lain disebabkan masyarakat masih hidup di bawah garis kemiskinan.
”Tugas mubalighat yang berat itu akan menjadi ringan jika dibantu oleh para pemimpin yang memiliki jabatan dan kekuasaan,” tuturnya.
Mengutip pendapat Al Ghazali di kitab Ihya Ulumuddin, dia menyebutkan, fasadur ra’aya bi fasadil muluki. Artinya, buruknya keadaan masyarakat adalah cermin dari buruknya penguasa.
”Jika merujuk pendapat Al Ghazali ini, watak masyarakat kita yang buruk itu jangan-jangan terbentuk akibat ulah perilaku pemimpin yang buruk di masa lalu dan kini,” tandasnya.
Memasuki tahun politik 2019, dia mengharapkan para mubalighat Aisyiyah mendorong warga masyarakat memilih pemimpin yang berwatak dan berkepribadian serta berkeadaban.
Mengakhiri paparannya Zainuddin Maliki menyampaikan sebuah pantun. “Nelayan Lamongan, pudak Gresik, yen milih pimpinan, yo kudu sing apik,” ujarnya. (Dinma)