PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M. Saad Ibrahim MA menyampaikan harapan besarnya agar suatu hari nanti Presiden Amerika Serikat maupun Presiden Republik Rakyat China (RRC) bisa berasal dari Lamongan, Jawa Timur.
Saad menyampaikan itu dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Halaqah Dai Khusus yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Gedung At Tauhid Tower lantai 13 Kampus UMSurabaya, Jumat (14/12/18).
Menurut Dosen Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu, para sahabat Nabi sudah begitu familiar dengan tugas dakwah ke luar negeri Islam seperti ke negera China, Ethiopia, dan lainnya; termasuk ke Indonesia waktu itu.
“Sayangnya, tugas berdakwah ke luar negeri Islam seperti halnya ke China atau lainnya kini sudah mulai terputus,” katanya.
Ia kemudian menceritakan kisah Saad Bin Abi Waqqash misalnya, paman Nabi Muhammad SAW dari garis keturunan Siti Aminah—ibu Nabi SAW—itu pada masa Khalifah Usman Bin Afan berdakwah ke Ethiopia dan diteruskan ke negeri China, dengan membawa mushaf Alquran.
“Hampir semua pakar sejarah membenarkan itu. Meski di mana Saad Bin Abi Waqqash dimakamkan masih jadi perdebatan. Apakah di China atau di Madinah,” urainya.
Di sisi lain, lanjut dia, Islam yang awalnya tidak ada di Indonesia kini berkembang begitu pesatnya, dan menjadi agama mayoritas. Maka dakwah Islam di Indonesia pun begitu luar biasanya.
“Nah, hemat saya LDK PP Muhammadiyah juga harus memikirkan itu. Kita harus merenungkan kembali untuk bisa melanjutkan dakwah ke luar Indonesia. Sebab, andai kata kita tidak melakukan dakwah apapun di Indonesia, insyaallah Islam akan tetap berkembang dan tetap jadi mayoritas,” tegasnya.
Kenapa Muhammadiyah perlu melanjutkan tugas dakwah ke luar negeri Islam? Menurut dia, karena tugas dakwah itu rahmatan lil alamin. “Sekarang ini kita bisa melihat bahwa negara besar dan maju belum tersetuh dakwah Islam,” urainya.
Saad melanjutkan, LDK khususnya, juga perlu belajar dari Syamsi Ali, alumni pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Gombara, Sulawesi Selatan, yang sudah selama 21 tahun ini tinggal di New York, Amerika Serikat.
Di mana Syamsi di negeri Paman Sam itu membuat Nusantara Foundation dan berdakwah ke luar lingkungan Islam. “Syamsi di sana punya agenda di setiap pekan bernama Islam for The Other. Agenda itu banyak diikuti oleh orang-orang non muslim,” tuturnya.
Nah, menilik dan berkaca pada kondisi Indonesia yang dulu belum ada Islam sama sekali dan kini jadi mayoritas, maka besar harapan suatu hari nanti Presiden Amerika Serikat maupun Presiden Republik China bisa berasal dari warga Muhammadiyah Lamongan. Sebab, Ketua LDK PP Muhammadiyah Muhammad Ziyad itu berasal dari Lamongan.
Maka dari itu, perintahnya, bawalah dai khusus pergi ke sana. “Insyaallah, PWM Jatim akan memfasiltasi dan mendanai itu. Tapi dengan satu catatan jangan pernah pulang. Harus mau menetap. Jadi kita akan siapkan tiket keberangkatannya saja agar tidak berpikir pulang,” tandasnya. (Aan)