PWMU.CO – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Abdul Mu’ti mengatakan seseorang yang mempunyai kecerdasan dan kreativitas yang tinggi akan bisa menghidupi dan mempunyai kemampuan setara dengan 99 persen orang.
Hal itu disampaikan oleh Mu’ti dalam ajang Muhammadiyah National Conference and Festival on Education Sports and Arts (ME-Confest) tahun 2018 di Aula SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda), Ahad (16/12/18).
Mukti mencontohkan, seorang Stave Jobs misalnya, bisa mengubah wajah Apple Inc menjadi sebuah perusahan dengan inovasi yang luar biasa sehingga bisa menghidupi ratusan ribu orang. “Nah, itulah kekuatan dari kreativitas dan kecerdasan itu,” katanya.
Mu’ti melanjutkan, kekuatan kreativitas seorang musisi juga tak kalah hebat. Pasalnya, dari tangan musisi yang hebat bisa lahir ratusan lagu-lagu hits dan merdu. Padahal, semua musisi menggunakan not yang sama.
“Dengan kreativitas mereka bisa menciptakan sekian banyak lagu yang enak untuk didengarkan. Seperti halnya lagunya Michael Jackson yang enak didengar, seenak kita mendengarkan shalawat badar,” ungkapnya.
Ia menambahkan, begitu pula dengan kreativitas seorang penulis. Meski alfabel atau huruf itu sama dari A sampai Z. Tapi di tangan penulis kreatif bisa lahir puluhan karya yang monumental dan menginspirasi berjuta-juta manusia. “Semua itulah merupakan kekuatan dari kreativitas dan kecerdasan,” tegasnya kembali.
Ia menegaskan, kreativitas dalam konteks Islam ditunjukan olah Allah SWT ketika menciptkan manusia di seluruh dunia tidak ada satu pun yang sama sehingga ahli psikologi pun menyebut manusia sebagai unik individual.
“Seorang kembar siam misalnya, itu pasti berbeda. Dan, itulah kehebatan Allah SWT. Kita harus menyadari betapa pentingnya kreativitas dan betapa besarnya manfaat orang kreatif itu dalam kehidupan manusia,” tuturnya.
Oleh karena itu, Pak Mu’ti mengingatkan, sekolah Muhammadiyah agar lebih mengedepankan pengembangan soft skill siswa. Mulai dari kreativitas siswa, komunikasi, dan kolaborasi.
Sebab, banyak orang sukses itu ditentukan bukan hanya karena pengetahuan atau keterampilan mereka. Tapi lebih karena kekuatan moralitas dan keluhuran akhlaknya.
“Kesalehan, kesantunan, dan kemampuan berempati, simpati pada orang lain dan kemampuan bekerja sama itu yang bisa menentukan keberhasilan sesorang dalam karir di hampir semua bidang,” tegasya.
Ia melanjutkan, dari situlah orang humble atau orang yang memiliki kesalehan tinggi, memiliki aklakhul kharimah dan moralitas tinggi, yang kemudian memimpin. Sebaliknya bukan orang yang serba bisa dan sok berkuasa.
“Orang yang mampu menyentuh hati manusia dengan sikap-sikapnya, dan dengan perilaku yang sangat respek pada orang lain yang kini dicari dan dituntut. Sebab mereka mampu melayani masyarakat dengan baik,” tandasnya. (Aan)
Discussion about this post