PWMU.CO – Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Perumahan Pongangan Indah (PPI) Gresik bekerja sama dengan Badan Tajdied Center (BTC) Kabupaten Gresik mengadakan Upgrading Metode Tajdied untuk para guru dari empat lembaga pendidikan yang dinaunginya, Kamis (20/12/18), di TK Aisyiyah 36 PPI Gresik.
Empat lembaga tersebut adalah Playgroup Tunas Aisyiyah (PGTA) PPI, TK Aisyiyah 36 PPI, Taman Pendidikan Quran (TPQ) At Taqwa, dan Madrasah Tahfidz Quran (MTQ) At Taqwa.
Hadir sebagai pemateri Ketua Tajdied Centre Jawa Timur Misbahul Munir. Dia mengatakan, kata kunci metode Tajdied adalah diajarkan dengan lagu.
“Ketika masuk kata kunci, tangan atau badan baru digerakkan. Kalau semuanya bergerak saat lagu, anak tidak tahu mana kata kunci mana yang tidak,” terang Ketua Divisi Tajdied Center Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Ustadz Anang—sapaan akrabnya—menerangkan dengan rileks dan sesekali diikuti dengan gerakan tubuh dan candaan. Sehingga, meskipun acara berlangsung dari pagi hingga sore, tidak membuat para peserta bosan.
Misalnya dia menggajak peserta menggunakan tepuk tangan untuk menandai panjang-pendeknya bacaan. “Untuk mengajari orang-orang yang masih belepotan panjang pendeknya, terutama anak-anak; tepuk satu di tangan untuk bacaan pendek dan tepuk dua kali di bawah untuk bacaan panjang,” terangnya sambil memeragakan tepukan ke paha dua kali.
Menurut Ustadz Anang, Tajdied adalah model pembelajaran Alquran terbaru, yang menggunakan Mushaf Utsmani. “Insyaallah bagi para pengajar praktisi Alquran ini adalah hal yang baru, yang memanfaatkan simbol-simbol dalam Alquran standar internasional, untuk memudahkan belajar Alquran,” paparnya.
Dia mengatakan siapapun yang mengikuti metode Tajdied insyaallah akan mendapatkan hal baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya. “Meskipun outputnya sama bisa membaca Alquran tapi di dalamnya syarat ilmu,” ungkap dia yang berharap Tajdied dapat memberi inspirasi bagi umat muslim untuk membaca Al Quran.
Kepada PWMU.CO, Ketua Majelis Dikdasmen PRA PPI Gresik Nur Mazidah SH mengatakan, untuk guru PGTA dan TK Aisyiyah 36 PPI, kegiatan ini bertujuan agar para peserta lebih paham dengan metode Tajdied, yang nanti bisa diterapkan di kelas masing-masing. “Selama ini masih ada kendala, semoga dengan adanya upgrading ini ada solusi,” ungkapnya.
Sedangkan untuk MTQ dan TPQ At Taqwa, lanjutnya, lebih ditekankan pada penguasaan tahsin dan tajwidnya. “Untuk praktik Tajdied sendiri sudah diterapkan di TPQ MTQ At Taqwa PPI,” jelasnya.
Ikut mendampingi Ustadz Anang adalah Ahmad Djufri MAg—yang ikut terlibat dalam penemuan metode Tajdied. Dia menyampaikan, faktor penentu bacaan terletak pada kemampuan orang memahami satu huruf satu ketuk.
“Banyak yang mengatakan dua ketuk, dalam kenyataannya bukan dua ketuk. Dari awal cara membacanya per huruf di ketuk,” jelas Ustadz Djufri, sapaannya. “Kalau nggak dilatih dari awal susah. Baca ‘a’ tapi saat ketukannya tidak tepat.”
Di akhir pertemuan dia berpesan, guru adalah cerminan bagi murid. “Apa yang didapat oleh anak-anak itu adalah cerminan bagaimana guru menyampaikan,” ucapnya. (Anik)
Simak video ini!