PWMU.CO – Bagaimana seharusnya umat Islam bersikap terhadap Perayaan Natal 25 Desember yang dilakukan umat Kristiani? Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr HM Saad Ibrahim punya tiga pandangan yang menarik yang ia sebut sebagai garis Islam.
Pertama, memberikan ruang untuk bereksistensi seluruh keyakinan-keyakinan. “Yang kedua Islam lalu menggariskan lakum dinukum waliyadin (bagimu agamamu dan bagiku agamaku),” ujarnya.
Yang ketiga, sambungnya, urusan ibadah dan urusan akidah adalah urusan masing-masing agama. “Tidak satu sama lain saling mencampuri, saling memasuki,” terangya pada PWMU.CO, di Gedung Muhamamdiyah Jawa Timur di Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Jumat, (21/12/18).
“Adapun relasi kemanusiaan, kita satu sama lain tetap harus terjaga dengan baik dalam konteks yang prinsip bahwa masing-masing keyakinan memiliki ruang untuk bereksistensi dengan baik,” ungkapnya.
Menyinggung soal pergantian tahun 2018 ke 2019 Masehi, Dosen Universitas Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang itu mengatakan, “Tentu kita harus lebih melakukan evaluasi-evaluasi tentang apa yang telah kita lakukan sebagai bekal untuk membangun, untuk memproyeksikan masa depan kita termasuk dan khususnya masa depan bangsa.”
Evaluasi yang seperti itu, sambungnya, memang tidak harus dilakukan hanya pada menjelang berakhirnya tahun dan memasuki tahun baru. “Bahkan setiap hari setiap waktu evaluasi yang seperti itu menjadi hal yang penting,” ujarnya.
Pernyataan HM Saad Ibrahim bisa disimak dalam channel PWMU-TV ini! (MN)