PWMU.CO – Militansi anggota Aisyiyah bisa berjalan mengembangkan dakwah jika urusan keluarga sudah tuntas. Artinya, semua anggota keluarga paham ibu sebagai kader punya aktivitas dakwah yang harus didukung.
Hal itu disampaikan Ketua Majelis Pembinaan Kader ( MPK) PDA Kota Malang Uzlifah saat mengisi Baitul Arqam PCA Paciran Lamongan. Acara bertempat di Pondok Modern Muhammadiyah Paciran Lamongan, Kamis (27/12/18).
Urusan keluarga itu meliputi hubungan dengan suami beres, pendidikan anak-anak terurus, masalah dapur tertangani. Prinsipnya, ketika ibu aktif di Aisyiyah, tugas rumah tangga beres diselesaikan dengan anggota keluarganya.
Aisyiyah agar berkembang, sambung dia, membutuhkan kader terbaik dan militan untuk mengisi posisi di struktur organisasi maupun amal usaha. ”Sangat disayangkan kader yang sudah berproses mulai dari Angkatan Muda Muhammadiyah ketika menikah lantas tenggelam jarang aktif. Akibatnya susah mencari kader yang matang untuk mengurusi organisasi dan amal usaha,” katanya.
Menjadi ironi dalam situasi demikian, posisi struktur kepemimpinan dan pengelolaan amal usaha diambil dari orang luar meskipun orang itu mempunyai pemikiran yang sama dan sejalan dengan Aisyiyah. Tetap lebih bagus jika semua diisi oleh kader yang matang berorganisasi dari bawah.
Apalagi, tambah dia, ada pemikiran pengabdian di manapun jauh lebih utama dari pada berebut posisi di Aisyiyah dan amal usaha. ”Seharusnya yang menempati posisi penting pada struktur pimpinan baik persyarikatan maupun amal usahanya ya sebanyak mungkin diisi kader,” ungkapnya.
Karena itu kaderisasi harus berjalan untuk mengembangkan Aisyiyah dan amal usaha daripada yang menikmati perjuangan itu justru orang luar. ”Penting bagi semua anggota Aisyiyah agar berupaya terus meningkatkan militansinya untuk menggerakkan organisasi,” tandasnya. (Lifah)