PWMU.CO – SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik mengadakan pelatihan Public Speaking, Sabtu (29/12/18). Diikuti 54 guru dan karyawan SDMM, pelatihan ini menghadirkan News Anchor/News Presenter JTV Helmi Kahaf.
Di awal materinya, pria bernama lengkap Helmi Kurniawan SIKom CPS itu mengatakan, ada beberapa ciri orang yang bosan atau kurang tertarik ketika mendengarkan orang lain yang sedang berbicara. “Bisa jadi ngajak teman lain ngobrol, atau sibuk dengan gadget-nya. Kadang juga ada yang corat-coret sendiri, entah itu gambar atau lainnya,” jelasnya.
Helmi menegaskan, ruh public speaking sebenarnya adalah komunikasi efektif. “Di dalamnya membutuhkan komunikator (penyampai pesan), komunikan (penerima pesan), pesan yang disampaikan, media, dan respon,” tuturnya kepada peserta pelatihan. “Semua itu penting menjadi perhatian.”
Ketua Umum Ikatan Raka Raki Jawa Timur periode 2014-2020 itu mengatakan perlunya seorang komunikator mengetahui kebutuhan komunikan. “Selain itu penting juga memahami siapa yang akan kita ajak berbicara atau siapa komunikan kita,” ujarnya.
Helmi menjelaskan, kemampuan berbicara di depan umum berkembang dengan latihan dan praktik. “Lalu apa sebenarnya yang menghalangi kita latihan dan praktik?” tanya dia kepada peserta.
“Grogi alias nervous,” jawab peserta serentak.
Peraih Juara 1 Duta Genre BKKBN Tingkat Nasional tahun 2010 itu meyakinkan, nervous adalah hal wajar. “Grogi, takut salah, malu-malu, kecemasan yang berlebihan, serta suara dan gerakan yang tidak wajar adalah ciri kita belum percaya diri,” jelasnya.
Menurut Helmi, ada empat tips praktis mengatasi nervous yang berlebihan. Pertama, percaya diri dan berpikir positif. “Berpikirlah bahwa kita akan mendapat pengalaman baru dan yakinlah bahwa semua orang juga akan mengalami kepanikan yang sama, karena tidak ada manusia yang sempurna,” jelas Helmi. “So, think positive.”
Kedua, kuasai materi dan latihan berbicara, bukan membaca. “Jangan lupa siapkan properti yang menunjang, seperti infocus, layar, atau apa pun yang bisa membuat presentasi Anda menjadi lebih efektif,” jelas Duta Wisata (Gus) Kota Mojokerto tahun 2007 tersebut.
Ketiga, buat diri Anda nyaman. “Perhatikan benar penampilan Anda, pastikan bahwa Anda merasa nyaman dengan penampilan Anda,” tutur Helmi.
Keempat, senyum akan mencairkan ketegangan dan membuat keakraban. “Sapalah audiens dengan salam dan senyum hangat serta tulus,” pesannya.
Dalam komunikasi efektif, lanjut Helmi, ada tiga hal penting yang sangat berpengaruh. “Perbendaharaan kata sebesar 7 persen, intonasi 38 persen, dan sikap tubuh 55 persen,” ujarnya.
Sebelum menyampaikan sesuatu, Helmi menyarankan untuk membuat kerangka materi yang akan disampaikan. “Tentukan mana yang akan menjadi bagian introduction (pembuka), body (isi), dan closing (penutup),” jelas pria kelahiran 1986 tersebut.
Berbicara itu, kata Helmi, harus teratur, terstruktur, dan terukur. “Teratur maksudnya ada pembuka, isi, dan penutup. Terstruktur, apa saja yang kita mau bahas. Terukur berarti tidak sekadar berucap,” tuturnya menegaskan. “Jadi gak sekadar ngecap.”
Dalam pelatihan tersebut, semua peserta berkesempatan praktik berbicara satu persatu di hadapan peserta lain. “Public Speaking memang harus ada praktiknya, tidak cukup hanya teori,” ujar Helmi.
Pembawaan Helmi yang santai dan menarik itu membuat peserta sangat menikmati pelatihan selama kurang lebih 8 jam. (Vita)
Discussion about this post