PWMU.CO – Tidak sedikit warga Muhammadiyah yang, mungkin, tidak tahu jika KH Ahmad Dahlan punya 4 istri. Terlebih karena hanya satu istri yang sering disebut: “Nyai Ahmad Dahlan”, sehingga 3 lainnya seperti “tidak tercatat”. Poligami yang dilakukan oleh pendiri Muhammadiyah ini memang sebuah fakta sejarah. Namun yang harus dipahami adalah alasan dilakukannya poligami tersebut. Berikut adalah ringkasan dari buku “Kenangan Keluarga terhadap KH A Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan”, yang ditulis oleh Widiyastuti, canggah dari KH Ahmad Dahlan. Redaksi.
Kyai Dahlan memulai kehidupan pribadinya sebagai seorang suami ketika berusia 20 tahun. Tepatnya, saat menikahi Siti Walidah, gadis berusia 17 tahun putri dari Kyai Fadhil Kamaludiningrat, penghulu Kraton Yogyakarta. Setelah mendirikan Muhammadiyah, Kyai Dahlan menikah dengan 3 orang perempuan dengan alasan tertentu. Terutama alasan agama dan dakwah.
Sejarah mencatat bahwa Siti Walidah atau yang kemudian dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan adalah seorang perempuan yang sangat cerdas. Sebagai seorang putri ulama, dia juga mengalami masa pingitan sehingga dia tidak mengikuti pendidikan formal. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari budaya masyarakat saat itu yang menganggap perempuan cukup di rumah dan tidak perlu belajar di luar rumah.
Mengapa KH Ahmad Dahlan Berpoligami? Inilah Penjelasan yang Diungkap oleh Keluarga Besarnya
Namun kecerdasan Siti Walidah tidak dapat dibendung setelah menikah. Sebab, Kyai Dahlan memberinya peluang mengembangkan diri. Siti Walidah juga sangat mendukung Kyai Dahlan dalam mendirikan dan mengembangan Muhammadiyah. Pernikahan dengan Siti Walidah ini menghasilkan 6 orang putra: Djohanah, Sieradj, Siti Busyro, Siti Aisyah, Jumhan, dan Siti Zuharoh.
Istri kedua yang dinikahi Kyai Dahlan adalah Ray Soetidjah Windyaningrum atau Nyai Abdullah, seorang janda muda yang diberikan Kraton Yogyakarta kepada Kyai Dahlan. Sebagai abdi dalem, tentunya Kyai Dahlan tidak dapat menolak pemberian Sultan. Justru pemberian ini menandakan jika Sultan merestui pembaharuan Kyai Dahlan yang berbasis di Kampung Kauman.
Perlu diingat bahwa kampung ini merupakan basis ulama Kraton Yogyakarta. Namun Ray Soetidjah Windyaningrum tetap bertempat tinggal di Namburan dan bukan pindah ke Kauman. Kyai Dahlan dinikahkan oleh kakak Siti Walidah dengan tujuan untuk memberi warna Muhammadiyah di Kraton Yogyakarta. Ini merupakan alasan dakwah melalui pernikahan yang dilakukan Kyai Dahlan. Nyai Abdullah akhirnya diceraikan oleh Kyai Dahlan dan dikaruniai seorang putra bernama R. Dhurie. Bersambung ke hal 2 …