PWMU.CO – Pagi itu, Ahad (30/12/18), Sengkaling Convention Hall Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) diselimuti rasa haru penuh air mata. Sebanyak 27 anak melangsungkan Munaqasyah (ujian terbuka) hafalan Alquran di depan orangtua mereka.
Semakin terasa haru ketika anak-anak tersebut menyematkan mahkota kepada ibu dan ayahnya, sebagai simbol dari sebuah hadits, “Barang siapa yang membaca Alquran dan mengamalkannya maka Allah akan memakaikan mahkota kemuliaan kepada kedua oran tuanya, yang mahkota itu sinarnya lebih terang dari pada sinar matahari di dunia.”
Dalam rangka mengisi liburan sekolah, 27 anak tersebut mengikuti program Boarding School (Short Course in Holiday for Overseas Learners) Tahfidh Quran Tematik (TQT). Mereka berangkat dari berbagai daerah: Malang, Batu, Surabaya, Kediri, Trenggalek, Blitar, Jombang, Lombok, Yogyakarta, Jakarta. Dan yang paling jauh adalah dari negara tetangga, Singapura.
Ketika anak sebaya banyak memilih berlibur ke tempat wisata, 27 anak tersebut memilih waktu liburnya untuk mempelajari kalam Allah. Selama 10 hari, terhitung sejak tanggal 21 hingga 30 Desember 2018 mereka ditempa untuk menghafal ayat-ayat Alqur’an. Selain menghafal, mereka pun diberikan pemahaman tentang ayat yang dihafal, serta diajarkan teknik untuk mengetahui letak nomor ayat yang dihafalkan tersebut.
Itulah yang menjadi keunggulan metode Tahfidh Quran Tematik. Di saat banyak metode menghafal hanya berkutat pada hafalan, TQT mengajarkan pemaknaan serta cara mengetahui nomor ayat yang dihafalkan. Dengan tagline “Insyaallah Hafal dan Paham” pembelajaran TQT selalu diselingi cerita, menyanyi, games khas anak-anak untuk mengaplikasikan kecerdasan majemuk (multiple intelligences).
Ketua Pelaksana Boarding School TQT Angkatan Ke-3 Iqbal Rusydi menyampaikan rasa terima kasih kepada wali santri atas kepercayaan dan kerelaan untuk menitipkan liburan anak-anaknya kepada Yayasan Bait Al Hikmah Malang.
“Datang 27 anak, pulang pun 27 anak tanpa kekurangan suatu apapun. Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh wali santri. Selain itu kami mohon doa mudah-mudahan seluruh panitia diberikan kesehatan sehingga selalu bersemangat dalam mendakwahkan Al-Quran,” tuturnya.
Seperti diketahui Yayasan Bait Al Hikmah Malang selalu dipenuhi anak-anak muda dengan semangat luar biasa. Sebagai gerakan non-profit, anak-anak muda ini rela meluangkan waktu dan tenaganya untuk menjadi volunteer dalam setiap kegiatan yayasan. Tanpa bayaran, namun generasi milenial ini selalu memancarkan aura kebahagiaan dalam menggerakkan dan mendakwahkan TQT.
Karena itu, Pengasuh Yayasan Bait Al Hikmah Malang Pradana Boy ZTF mengucapkan terima kasih kepada mereka dan para orangtua santri.
“Terima kasih atas keikhlasan para anak muda yang masuk dalam kepanitiaan, serta wali santri yang memercayakan putra-putrinya kepada Yayasan Bait Al Hikmah. Tidak peduli akan jadi apa anak-anak kita nanti, selama Alquran telah mengakar kokoh di dalam hatinya, maka mudah-mudahan itu akan menjadi senjata,” tandasnya.
Sementara itu Lailatul Fithriyah Azzakiyah, penggagas metode TQT juga menyampaikan terima kasih dan berpesan agar apa yang telah dihafalkan anak-anak dapat dipertahankan dan dikembangkan.
“Selama 10 hari mengikuti boarding, anak-anak telah menghafalkan berbagai macam tema. Ada tema kisah Nabi Yunus, Nabi Ibrahim, Nabi Zakariya, Qabil, dan Habil, serta Kisah Ashabul Kahfi. Kami mohon agar hafalan ini dijaga dan dikembangkan meskipun sudah kembali ke rumah,” pesannya.
Rasa haru tak henti terpancar ketika Munaqasyah dilangsungkan. Setelah menampilkan hafalan, 27 anak tersebut memakaikan mahkota kepada orang tua dan saling berdekap hangat. Sebagai ungkapan terima kasih serta kerinduan selama 10 hari telah dititipkan untuk belajar Alquran. Selain itu juga ungkapan terima kasih dari orang tua karena bangga memiliki anak-anak penghafal Quran. (Nely Izzatul)