PWMU.CO- Di sela mendampingi siswa belajar bahasa Inggris, guru-guru SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo berkesempatan wisata kuliner mencicipi makanan khas Kediri punten pecel.
Di hari keempat kegiatan Fun Holiday Muh1da, Selasa (1/1/2019), para guru diajak Direktur Future English Education (FEE) Center Pare Abdul Malik ke Desa Ketami untuk sarapan punten pecel.
Lokasinya di sebuah warung rumahan pinggir persawahan. Sangat ramai pengunjung meskipun kondisinya sederhana. Begitu datang, penjualnya dengan sigap melayani. Ada dua orang yang melayani pecel ini.
Tiga potongan kotak punten ditaruh di piring. Lalu ditutup sayur kenikir dan kecambah. Kemudian disiram bumbu pecel. Jika bumbunya kurang, pembeli boleh nambah sendiri. Makannya tinggal memilih duduk di kursi panjang atau bersantai sambil lesehan di pojok ruang.
Punten adalah nasi putih dicampur santan dan garam lalu ditumbuk hingga kenyal. Rasanya gurih. Disajikan dengan dipotong-potong kotak mirip tetel.
Makanan ini menjadi nikmat dengan paduan bumbu pecel yang pedas. Ditambah kerupuk putih digoreng dengan pasir yang keriuk. Berasa mantap meskipun sudah biasa makan nasi pecel. Apalagi harganya cukup ringan di kantong. Hanya Rp 5.000.
Tak hanya pecel punten yang dijual di warung ini. Ada nasi jagung, tiwul, srawut, dan bubur ketan hitam. Rasanya juga nikmat untuk mereka yang klangenan sensasi makanan desa.
Siti Aminah, istri direktur FEE Center, mengatakan, warung ini menjadi tujuan para penggemar kulineri makanan khas Kediri. Datang dari berbagai kota. ”Banyaknya pengunjung tidak mengurangi kualitas rasa makanan dan layanan yang cepat di warung ini,” katanya.
Ada yang mengejutkan di warung ini. Setiap pengunjung yang selesai makan dan membayar selalu diteriaki kalimat dalam bahasa Jawa. ”Mbenjing mriki malih, nggih…” Kalimat itu diucapkan dengan kompak dan keras oleh penjual dan para penyaji. Artinya, besok datang kemari lagi, ya.
Para pembeli pun menyahut serempat. ”Inggih…”. Begitulah kalimat itu diteriakan berulang-ulang setiap ada pembeli pergi. Suasana jadi berisik tapi mengesankan dan lucu. Setiap pengunjung pasti teringat momen ini.
Guru-guru SD Muhida seperti menikmati suasana ini. Belum beranjak pergi dari warung demi menunggu kalimat yang bikin heboh itu. ”Saya pertama kali ke sini. Terasa aneh dan lucu. Kalimat itu terdengar lantang berulang-ulang mulai datang sampai selesai makan,” ucap Ummu Choiroh, guru pendamping Muh1da. (Enik)
Discussion about this post