![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2019/01/IMG_20190105_183009_223-1.jpg?resize=886%2C493&ssl=1)
PWMU.CO – Mantan Anggota DPR RI Kuswiyanto mengatakan agenda jihad politik Muhammadiyah jangan hanya didengungkan lewat lisan. Tapi harus pula diupayakan hingga menyentuh basis jamaah Muhammadiyah.
Pernyataan itu dia sampaikan oleh Kuswiyanto dalam acara diskusi politik berkala yang diadakan oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWM) Jatim di Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (5/1/19).
Kuswiyanto mengatakan, menyukseskan Nadjib Hamid duduk menjadi anggota DPD RI dan Prof Zainuddin Maliki menjadi anggota DPR RI adalah satu keharusan bagi warga Persyarikatan. Tak terkecuali warga Aisyiyah.
Menurut dia, memenangkan calon anggota DPD RI Dapil Jatim dengan nomor urut 41 dan calon DPR RI Dapil Lamongan-Gresik, yang secara resmi direkom oleh Persyarikatan itu tidak lain adalah demi menjaga marwah Muhammadiyah.
“Malu kita kalau tidak bisa menyukseskan keduanya. Ini marwah Muhammadiyah. Kita harus mau turun hingga ke basis massa yaitu para jamaah Muhammadiyah untuk mensukseskannya,” katanya.
Kuswiyanto kemudian mengusulkan dua hal yang perlu digarap Aisyiyah khususnya, agar agenda jihad politik Persyarikatan ini mampu menjadi gerakan yang masif. Pertama, mengerakkan dan menguatkan inti Persyarikatan yaitu para pimpinan Aisyiyah, Muhammadiyah, dan Ortom dari tingkatan wilayah hingga ranting untuk agenda jihad politik ini.
“Mereka ini adalah orang-orang ‘idealis’ Muhammadiyah. Kalau para pimpinan Persyarikatan ini mau berupaya serius, maka akan jadi modal kuat untuk memuluskan agenda jihad politik Muhammadiyah,” tuturnya.
Ia melanjutkan, kedua adalah mampu memastikan para simpatisan Muhammadiyah yang di antaranya wali murid dan siswa sekolah Muhammadiyah memiliki hak pilih. Juga jamaah masjid Muhammadiyah.
“Kita harus kerja keras untuk bisa memastikan ini. Jangan sekedar mendata. Tapi harus jelas,” tegasnya.
Kuswiyanto mengingatkan, salah satu kendala jihad politik ini adalah karena sebagian besar warga Muhammadiyah yang masih menganggap politik sebagai sesuatu yang tidak terlalu penting. Seperti halnya mendirikan masjid maupun lembaga pendidikan dan kesehatan.
“Ini yang membuat warga Muhammadiyah kurang greget menyukseskan agenda jihad politik Muhammadiyah,” tandasnya. (Aan)