PWMU.CO – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid mengingatkan, orang yang bergabung dengan Muhammadiyah tergantung niatnya.
“Apakah hanya untuk mencari keuntungan atau kegagahan saja, atau karena ingin berjuang untuk membesarkan Muhammadiyah,” ujarnya saat menyampaikan materi Revitalisasi Idiologi Muhammadiyah dalam “Pesantren Kilat Baitul Arqam”, di Aula Matahari SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Sabtu (5/1/19).
“Roda Persyarikatan wajib digerakkan, semangat membangun umat harus terus dikobarkan. Hal ini terjawab dengan kegiatan Baitul Arqam amal usaha di lingkungan Kompleks Perguruan Muhammadiyah Gresik ini,” ucapnya.
Kegiatan ini diikuti kurang lebih 123 peserta, yang terdiri dari guru dan karyawan di bawah naungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Gresik.
Nadjib mengatakan, sekarang ini banyak bermunculan ideologi-ideologi keagamaan yang saling berebut pengaruh di masyarakat. “Dan tidak sedikit dari aktifivis atau guru Muhammadiyah yang gagap dan terbawa arus dalam menghadapi rongrongan ideologi lain,” ujarnya.
Pertarungan ideologi, sambungnya, tidak bisa dilepaskan dari paham keagamaan. Padahal perbedaan pemahaman keagamaan berpengaruh kuat pada sikap dan prilaku sehari-hari.
Calon Anggota DPD RI Dapil Jatim nomor urut 41 itu pun menyampaikan wasiat KH Ahmad Dahlan. “Bahwa yang membedakan orang dengan benda mati adalah ilmu. Tetapi yang berilmu pun penuh kebimbangan kecuali yang beramal. Demikian juga yang beramal dalam ketakutan kecuali yang ikhlas. Karena ikhlas menjadikan hidup kita jadi ringan,” ungkapnya.
Jadi, lanjut dia, ciri orang Muhammadiyah itu berilmu, beramal, dan ikhlas. “Dalam bekerja di amal usaha harus didasarkan perjuangan dan keikhlasan. Insyaallah yang didapat nanti ada dua, yaitu berupa rejeki berupa gaji atau ujrah dan pahala atau ajrun di sisi Allah SWT,” jelasnya.
Nadjib Hamid mengajak para guru di lingkungan PCM dan PCA Gresik mencontoh model dakwah KH Ahmad Dahlan. “Yaitu peduli dan solutif; mencerahkan dan visioner; praksis aplikatif, dan ikhlas; istiqamah dan pantang menyerah; berani dan toleran,” pesannya. (Lilik Isnawati)