PWMU.CO – Siapakah pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pilihan Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Din Syamsuddin MA pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019?
Din dengan tegas menyebut, pasangan calon (paslon) Presiden-Wapres yang secara sejati memperhatikan, pertama kriteria subyektif bagi umat Islam, yaitu mempedulikan serta membela kepentingan agama Islam dan umat Islam. Itulah pilihan tepat dalam Pemilu 2019.
“Salah ulangi lagi, pilihlah yang secara sejati, tulus, dan ikhlas memperhatikan, memperdulikan, dan membela kepentingan umat Islam Indonesia,” katanya dalam acara Konsolidasi Organisasi dan Persiapan Sidang Tanwir Muhammadiyah Tahun 2019.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Aula Mas Mansyur Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/ 1 Surabaya, Ahad (13/1/2018).
Din lalu menerangkan, secara detail sosok paslon Presiden-Wapres pilihannya itu adalah mereka yang tidak suka basa-basi dan bukan sekadar membikin opini. “Jangan sampai kita memilih paslon Presiden-Wapres pada Pemilu 2019 yang sukanya basa-basi dan lainnya,” tegasnya.
Kedua, alasan obyektif bagi Bangsa Indonesia. “Pemimpin yang tepat bagi Indonesia di masa depan adalah dia yang dapat mengamalkan Trisakti Bung Karno secara nyata yaitu berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya. Inilah solusi untuk kemajuan Indonesia masa depan,” ungkapnya.
Selain itu, sambungnya, pemimpin Indonesia yang relevan untuk masa depan adalah yang juga tampil sebagai pencipta solidaritas, yakni mempersatukan seluruh elemen bangsa. “Ketika terpilih, dia tidak hanya melayani kelompok pendukungnya dan membenci yang lain. Tapi dia tampil sebagai pemimpin untuk semua,” ungkapnya.
Nah, siapakah nama dari paslon Presiden-Wapres pilihan yang dimaksud oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2015 itu?
“Bagi warga Muhammadiyah tentu dapat memahami pikiran saya. Karena bagi warga Muhammadiyah berlaku ungkapan bahasa Arab ttakfy lil ‘aqil al-isyarah, yaitu cukuplah bagi orang cerdas itu isyarat,” kata Din yang disambut tepuk tangan hadirin. (Aan)