PWMU.CO-Ada ungkapan, Roma tidak dibangun semalam. Demikian juga Gedung Nyai Walidah di Jalan Pandjaitan, Kota Probolinggo yang diresmikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr Abdul Mu’ti MEd, Ahad (13/1/2019).
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) harus berjibaku demi mewujudkan gedung dakwah senilai sekitar Rp 3,4 miliar itu.
Ketua PDM Kota Probolinggo Drs H Masfu’ MSi melaporkan jerih-payah warga Muhammadiyah dalam membangun Gedung Nyai Walidah. “Gedung Nyal Walidah dibangun selama dua tahun, dengan modal awal Rp 30 juta. Mungkin ini lelucon yang menjadi kenyataan, akhirnya gedung dengan biaya Rp 3,4 miliar ini bisa berdiri,” ujarnya.
Masfu’ menambahkan, tiap tahun, Muhammadiyah dan Aisyiyah berusaha meluncurkan amal usaha yang monumental. “Tahun pertama periode kepemimpinan kami, dibangun Klinik Muhammadiyah. Disusul gedung MI Muhammadiyah. Tahun ini Gedung Nyai Walidah. Tahun depan mudah-mudahan, gedung RSIA Muhammadiyah yang baru terwujud,” ujarnya.
Kembali ke Gedung Nyai Walidah, Masfu’ mengaku, mengapresiasi kinerja Ketua Panitia Pembangunan Hari Tjahjono yang sampai rela mengagunkan sertifikat hotelnya untuk jaminan kredit di bank. ”Kami juga mengapresiasi, Pak Saufis Subri, pelaksana proyek yang kini menjadi Wakil Wali Kota Probolinggo terpilih,” katanya.
Lebih jauh ke belakang, Masfu’ menceritakan, tanah yang kini ditempati Gedung Nyai Walidah, awalnya adalah tanah dan rumah milik H Moch. Wasyim. Aset pribadi itu diwakafkan untuk Gedung Pengajian Wanita atau Gedung Pengajian Reboan pada 1985 silam.
Hal itu dibenarkan putra ketiga almarhum Wasyim, Sulis Harijadi. ”Ayah saya sudah meninggal dunia di Pamulang, 2014 silam. Beliau memang mewakafkan tanah dan rumahnya untuk Muhammadiyah,” ujarnya.
Sulis mengaku, masih ingat ketika ayahnya berpesan kepada anak-anaknya. ”Nak, tanah yang kuwakafkan ini untuk sangu bapak ibu ning akhirat,” kata Sulis menirikan ungkapan ayahnya.
Agar tidak timbul masalah di belakang hari, anak-anak Wasyim bersepakat mendatangi notaris terkait pewakafan tanah di Jalan Pandjaitan, Kota Probolinggo itu. ”Catatan di notaris, selama Pengajian Reboan masih ada, dipersilakan memanfaatkan tanah dan rumah wakaf,” ujar Masfu’.
Karena pengajian setiap hari Rabu yang banyak diikuti para pensiunan dan lansia itu masih ada, PDM dan PDA pun memberikan kapling di sebagian Gedung Nyai Walidah. Sehingga gedung tersebut dimanfaatkan berbagai kegiatan dakwah.
”Kami ikut bangga, Aisyiyah punya gedung megah yang sekarang diresmikan PP Muhammadiyah,” ujar Ketua PWA Jatim Siti Dalilah Candrawati. PDA Kota Probolinggo dipersilakan memanfaatkan gedung itu untuk berbagai kegiatan seperti dakwah, ekonomi, hingga bantuan hukum. (Ikhsan Mahmudi)